55 • Deep Talk

28K 2.1K 1.1K
                                    

Haii

Udah lama bgt ga update, sampai lapak ini berdebu haha...

Mau tanya, gimana puasanya lancar kan? Atau lagi kedatangan si merah ni?

Absen jam berapa bacanya?

Beri komen di setiap paragrafnya ya, hppy reading<3

•••

Satu tahun berlalu...

Vega menatap bingung dua benda di tangannya. Benda tersebut tak lain adalah minyak telon serta bedak bayi. Lelaki itu bimbang harus mengutamakan yang mana dulu.

"Gue lupa, yang mana duluan sih?" monolognya sambil menimang-nimang.

Setelah bergulat cukup lama dengan isi otaknya, cowok itu memilih mendahulukan bedak untuk ditaburi ke badan putra kecilnya.

Sementara Veron, bayi laki-laki bermata sipit itu tengah asik memainkan body-loticon khusus bayi. Tampak menggemaskan dengan handuk yang membungkus tubuh mininya.

Petakilan serta tidak mau diam, hal itu sepertinya sudah melekat di diri Alveron

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Petakilan serta tidak mau diam, hal itu sepertinya sudah melekat di diri Alveron. Diusianya yang menginjak umur dua tahun, balita itu sangat hiperaktif.

Vega perlahan membuka kain handuk yang membungkus tubuh Veron, berdecak pelan saat disambut dengan berontakan bayi itu.

"Alveron anak papa yang paling ganteng, pakai baju dulu oke nanti boleh lanjut main lagi," Yang bisa dilakukan Vega kini hanya merayu putra kecilnya dengan kata-kata manis.

"NDAK AU..!" Pekik Veron, dia memang sering menghabiskan waktunya untuk bermain makanya sangat sensitif jika ada yang merecoki, sekalipun itu papanya sendiri. Watak bocah itu memang sedikit agak bandel.

"Sebentar aja, nanti mama marah mau?"

Balita itu menggeleng dibarengi dengan tangannya melempar botol body-loticon yang sialnya malah mengenai wajah Vega.

Berbagai umpatan kasar Vega rapalkan dalam hati, lelaki berambut hitam kecoklatan itu mengusap wajahnya kasar. Masih kecil aja udah bikin puyeng apalagi kalau udah gede nanti.

Vega memasang wajah sangar didepan Veron. Namun bocah laki-laki itu justru malah menjulurkan lidahnya seolah menantang.

"Anak siapa sih?!" tanya dengan suara keras.

"PAPA GA!" balasnya tak kalah ngegas.

"Anaknya om Varo!" ujar Vega memancing emosi karena Varo adalah musuh bebuyutan Veron. Setiap bertemu, mereka berdua pasti tak pernah absen untuk beradu argumen.

"EYON ANTENG ANAK PAPA GA!" Kedua tangannya berkacak di pinggang. Vega mengulangi lagi perkataan sebelumnya, Veron yang sudah murka lantas meraih ponsel milik Vega yang terletak di samping dan buru-buru melemparkannya ke wajah Vega.

VALGARA [END]Where stories live. Discover now