34 • Suami Kejam

68.1K 3.8K 683
                                    


Sebelum membaca, ketik bintangnya dulu yuk!!

Udah?

Kalo udah gass baca, happy reading<3

→🦋☽💫☽🦋→

Sembari berjalan bibir Vale sesekali mendesis ngilu. Bagian bawahnya begitu terasa sakit dan perih. Rasa sakit semalam bahkan belum juga menghilang, dengan tak berperasaan suaminya itu kembali mengulang aksinya seperti malam tadi.

Perihal ucapanya yang ingin menambah satu kali lagi, rupanya itu bukan hanya sekedar candaan. Terbukti kalau pagi ini Vega kembali menggempur istrinya, tepatnya di dalam kamar mandi. Menghabiskan waktu yang cukup lama di dalam sana.

Bahkan Vale sendiri tak habis pikir dengan jalan pikiran suaminya. Padahal dia sudah berusaha keras untuk menolak, namun lelaki itu tetap saja memaksa. Vega benar-benar tak berperi-keistrian.

Tubuh Vale bahkan masih terasa remuk, pegal-pegal di sekujur tubuhnya pun masih terasa. Dan lagi-lagi suami gilanya itu kembali menghajar dirinya habis-habisan. Lengkap sudah penderitaan seorang Vale.

Langkah Vale tertatih-tatih, ringisan demi ringisan kembali hadir. Gadis itu baru saja kelar mandi, sekarang tubuhnya hanya diliit oleh sebuah handuk, sampai sebatas lutut.

Soal Vega lelaki itu sudah keluar duluan setelah dirinya kelar menikmati tubuh istrinya. Vega meninggalkan istrinya yang masih terkulai lemas di dalam sana.

Muka Vale memerah, kali ini dia tak bisa menahan amarahnya lagi. Suaminya itu keterlaluan, gadis itu segera melangkah meskipun pelan-pelan. Tatapan Vale langsung menangkap sosok Vega yang tengah mengancingkan baju seragamnya. Bahkan lelaki itu memasang muka tak berdosa seperti tak punya salah dan malah cengar-cengir gak karuan.

"Kenapa Sayang?" Vega mendekati Vale yang masih berdiri di sisi ranjang.

Vale menghempas tangan Vega saat lelaki itu menyentuh pipinya. "Suami setan, minim akhlak!"

Vega tertawa kecil, dia bisa menangkap kalau gadis itu nampak kesal dan jengkel. Dan itu karenanya, Vega pun tau akan hal itu.

"Kenapa? Masih kurang tempurnya?" Ujarnya mengejek.

Vale menginjak kaki Vega yang masih dibalut sandal. "Kurang apanya?! Yang ada gue muak lama-lama." Vale mengatakan itu dengan nada yang tinggi.

Vega terkekeh dia menarik pelan kepala Vale agar bertumpu di bahunya. Lelaki itu memberi kecupan singkat di pelipis Vale. Vega sadar, dia emang kelewatan tapi jujur lelaki itu paling tak bisa mengendalikan nafsunya semalam bahkan sampai menjelang pagi.

"Semprot yang banyak biar cepet jadi." Ucapnya yang mulai ngelantur.

Vale tak berniat menjawab, gadis itu melangkah berniat untuk mengambil baju yang tersimpan di lemari. Mengabaikan Vega yang terus mengekori di belakang.

"Gak usah sekolah, lo masih lemes kan?" Ujar Vega saat melihat gadis itu mengambil satu persatu seragam sekolahnya.

Vale menoleh sekilas kemudian berdecak. "Gue hari ini ada ulangan."

"Gue aja yang sekolah, lo dirumah. Udah kewajiban seorang istri, ngurus suami sama ngurus anak. Urusan sekolah itu gak penting." Terang lelaki itu sok bijak.

VALGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang