VALGARA [END]

24 • Fullday With Gavin

Motto hidup seorang Vega

"Tugas dan visi gue sederhana, mencintai dan membuat keturunan bareng lo"
~Vegara Antariksa 2021~

•••

Suasana diruang keluarga kali ini sangat riuh. Itu karena adanya pekikan serta celotehan lucu yang memenuhi ruangan ini.

Sedari tadi, bocah kecil itu tidak mau berhenti mengoceh. Ia selalu aktif bertanya dan mengajak bicara kakaknya.

Posisi Gavin saat ini tengah duduk lesehan dikarpet beludru, tangan mungilnya aktif bergerak kesana-kemari menyusun mainan Lego-nya.

Lain lagi dengan Vega, cowok itu tengah tiduran berbantalkan paha Vale. Kedua matanya fokus menatap ponsel yang ia genggam.

Vale sendiri memilih mengusap serta memainkan rambut jambul Vega. Gadis itu merasa tidak ada kerjaan sekarang, punggungnya terasa pegal-pegal karena kelamaan dalam posisi duduk. Ditambah lagi, Vega yang tiduran di pahanya.

Asya, wanita itu baru saja keluar, meminta izin untuk pergi arisan bersama teman-temannya. Ia menitipkan Gavin kepada anak dan menantunya. Biasanya Gavin selalu ikut jika ibunya sedang ada acara, tapi tidak dengan sekarang, Gavin lebih memilih berdiam dirumah, mungkin karena ada abang dan kakaknya disini.

Vega menghentikan tangan Vale yang semula mengelus rambutnya. Lelaki itu menggenggam erat tangan gadisnya, lalu mengecupnya sampai berkali-kali.

"Sayang," panggil Vega.

Vale menoleh kebawah, menatap suaminya yang kini tengah menatapnya juga. Mereka saling bertatapan, sebelum Vega berucap lagi.

"Mau honeymoon gak?" tanyanya.

"Mau, tapi nanti kalo udah lulus. Gak sabaran banget sih perasaan!"

"Simpel aja sih tujuan gue, pengen punya anak yang lahir dari rahim lo!" terangnya.

"Mau cepet-cepet punya anak apa ngebet pengen bikinnya?"

Vega menyengir, "Itu salah satunya, gue nggak sabar beneran. Liat lo pake baju tertutup aja gue langsung nafsu, tangan gue gatel pengen telanjangin lo!"

Tepat setelah mengatakan itu Vega langsung mendapat sebuah pukulan keras yang bersarang dikeningnya.

"Omes! Bocah nafsuan," ucap Vale.

Lelaki itu terkekeh menimpali, tangannya mulai beraksi dengan bermain dipipi tembam istrinya, menguyel-uyel sampai mencubit.