60 • Vale unhealty

23K 1.9K 1.1K
                                    

HAPPY READING!
Beri vote & comment di setiap paragraf: i'm so appreciate u♡

~

Vale meraih essential oil varian rosemary di atas nakas, menuangkan pada telapak tangannya lalu mengolesi minyak tersebut ke bagian pelipis dan keningnya.

Vale menghela napas, kepalanya terasa pening sejak tadi pagi. Padahal sebelumnya, dia tidak melakukan aktivitas yang berlebihan, semalam pun tidurnya teratur.

"Pusing," keluh Vale, mengurut pelan dahinya.

Tidak hanya itu, dia juga merasakan keluhan lain. Seperti pegal-pegal di area punggung serta kram di perut. Vale sendiri merasa aneh dengan tubuhnya.

Kreek...

Suara decitan pintu berhasil mengalihkan atensi Vale. Mata sayu perempuan bersurai sepunggung itu melirik Vega yang berjalan mendekat ke arahnya.

Vega mendudukkan diri disamping istrinya, mengecek suhu dahi Vale. Hasilnya netral, tidak panas dan tidak juga dingin. Namun sekujur pelipis perempuan itu dibanjiri keringat dingin.

"Mau ke dokter aja, hm?" tanya Vega manatap wajah pucat Vale dengan sorot teduhnya.

Vale menggeleng. "Gak mau, lagian aku cuman kecapekan. Nanti juga sembuh sendiri, asal istirahat yang cukup aja."

"Bener?" Vega mengulurkan tangan guna mengusap surai istrinya. Ucapan Vega diangguki oleh Vale langsung.

"Beneran sayang, kamu ngapain kesini? Bukannya tadi lagi ngerjain tugas kantor?" tanya Vale.

"Gak penting, kamu lebih penting lebih dari anything." balas Vega, ia membiarkan Vale yang tengah menciumi tangannya bertubi-tubi.

"Sana balik ke ruang kerja, selesaikan dulu tugasnya." Bukannya pergi Vega malah makin mengikis jarak. Lalu memberi pijatan ringan di kening Vale agar pusingnya sedikit reda.

Vale terpejam, menikmati setiap gerakan tangan Vega. Namun belum ada satu menit, ia langsung terhentak kala mendengar teriakan cempreng putra kecilnya.

"ASSALAMUALAIKUM, YA AHLI KUBUL!"

Veron menerobos pintu masuk. Berlari menghampiri keduanya. Dia langsung tertunduk saat tatapan tajam dari Vale ditunjukkan terang-terangan kepadanya.

"Ucap salam yang bener, jangan dibuat mainan kayak gitu." tegur Vale baik-baik.

"Maaf mama sayang," katanya. Veron maju dua langkah mendekati Vega. "Papa,"

"Apa boy?"

"Eyon mau main sepeda, boleh ya please.." mohon Veron. Memasang puppy eyes-nya agar papanya itu luluh.

"Oke, tapi inget jangan sampai keluar dari kawasan kompleks."

Veron mengangguk semangat mendengar itu, "Siap 86!"

"EYONN AELGALON...!"

Terlihat bocah laki-laki seumuran dengan Veron berlari masuk sembari menggendong dua ekor kucing.

Mayonaise dan Mozarella, dua kucing berjenis kelamin betina dan juga jantan. Sepasang kucing persia yang sudah dirawat Veron sedari kecil.

"MAYO SAMA MOZA KETEMU DIMANA GAP?" Pekik Veron saat melihat kucingnya kembali setelah sebelumnya menghilang tanpa jejak.

Bocah yang dipanggil dengan sebutan 'Gap' itu menjawab. "Mayo tadi habis mutel-mutelin jemulan janda, kalo Moza tadi jadi bulonan ibu walung nasi padang kalna habis gondol lima ikan goyeng,"

Si pemilik dua kucing itu pun langsung memelototi mereka, "DASAL KUCING BAGONG!"

"Ketularan lo!" sahut Vega, membuat bocah itu bersiap akan melayangkan pukulan.

VALGARA [END]Where stories live. Discover now