35 • Debate Time

53.4K 3.5K 796
                                    

Happy Reading!!!

Sebelum membaca follow aku dulu lisaaels biar gak ketinggalan info! Yg udh follow makasii<3

Spam emoji '💗' sebanyak-banyaknya!!!

Kalo ada typo tandain!

💗🧸💗

Vale menguap kala rasa kantuk mulai hadir. Pandangannya beralih ke depan, melihat Vega yang nampak asyik dengan stick ps ditangannya. Vale tak berniat untuk menyahuti saat lelaki itu mengoceh sendiri. Perlu diketahui bahwa Vega akan berubah toxic pada saat bermain game.

Vega melempar remote dan langsung mengenai layar televisi didepannya. Tampang lelaki itu terlihat frustasi, umpatan demi umpatan kembali terdengar.

"Babi Anj----"

Vale yang melihatnya hanya bisa mengusap dadanya sabar, dia menendang-nendang kecil pantat Vega dari belakang. "Heh berisik!!"

Vega menoleh ke belakang. Raut tak mengenakan langsung terpampang di wajah istrinya. Dengan cepat Vega beranjak kemudian naik ke atas ranjang. Posisi Vega saat ini berdiri di atas kasur, dia menatap istrinya dengan tatapan menyeringai.

Vale mengedikkan bahunya, merasa tak peduli. Fokusnya kembali ke ponsel yang ia genggam, scroll sosial media miliknya.

Vega menyugar rambutnya ke belakang, dia mengamati pergerakan istrinya yang masih fokus terhadap ponsel. Lelaki itu mengambil ancang-ancang untuk lompat. Detik berikutnya.

Brug..

"Akh..!"

"Allahu, Berat Vega!"

Vale menahan napasnya kala tubuhnya yang mini tersebut baru saja tertimpa oleh tubuh Vega yang terbilang besar dan tegap. Gadis itu memberi pukulan bertubi-tubi di tubuh lelaki itu, Vega terbahak.

"BANGUN GAK?!"

Vega tak mengindahkan ucapan istrinya. Kini Vale tak tinggal diam ia mulai berontak mencoba mendorong tubuh tegap Vega agar bangun namun tenaga gadis itu tak sepadan dengan tenaga Vega, lelaki itu masih tetap bertahan di posisi semula.

"Perut gue sakit." Dengan cepat Vega langsung bangkit kala mendengar penuturan istrinya. Wajahnya berubah menjadi panik.

Vega kelabakan di tempatnya, tangannya bergerak untuk mengusap-usap perut Vale. "Mana yang sakit? Anak gue baik-baik aja kan?"

Gadis itu menyentak tangan Vega saat tangan berotot tersebut masih menyentuh perut ratanya. Padahal dirinya ini jelas-jelas belum mengandung, buat aja baru kemarin.

"Gue nggak hamil,"

Pernyataan tersebut membuat Vega mengangguk pasti, "Buat lagi?"

Suara decakan terdengar. "Gak ada capek-capeknya, lo lupa kalo kemarin gue di gempur sampe beronde-ronde."

"Enak soalnya, sempit gitu." Ucapnya diakhiri dengan suara kekehan.

Vale terperanjat, bola mata gadis itu sukses melebar sempurna. Dia mencubit lengan Vega, kukunya yang tajam dan panjang itu menancap di kulit Vega. Bertahan lama membuat Vega meringis tertahan.

VALGARA [END]Where stories live. Discover now