65 • United kingdom

20.5K 1.6K 1K
                                    

Jgn lupa nabung utk jemput novel valgara di bulan september🤍

i'm so sorry gengs, tadi niatnya mau up siang tapi tiba² ada keperluan mendadak jd baru bisa diselesaikan skrg:(

***

Tiga bulan berlalu...

Usai terjadinya pertikaian kecil dengan sang ayah pada bulan-bulan sebelumnya, Vega akhirnya sudah mengambil keputusan untuk memilih tawaran kuliah di luar negeri.

Berat memang, ia bahkan sangat tak rela meninggalkan Indonesia, tanah kelahirannya. Namun di sisi lain Vega juga ingin mewujudkan impiannya yang sempat tertunda.

Keputusan yang kedua, Vega akan membawa istri dan anaknya untuk ikut bersamanya. Meski hal itu sempat ditentang oleh keluarga mereka namun pada akhirnya Vale diizinkan untuk ikut.

Pasutri yang sebentar lagi akan memiliki tiga buah hati itu tak sanggup jika harus terjebak dalam long distance marriage atau hubungan jarak jauh.

Selain pergi menuntut ilmu bersama istri dan anak, Vega juga ditemani oleh Aksa yang kebetulan mendaftar di universitas yang sama. Aksa, cowok berusia dua puluh dua tahun, sahabat baik Vega semasa SMP dulu.

Mereka berempat kini mulai menaiki pesawat yang akan menghantarkan mereka ke negara tujuan, yaitu United Kingdom.

Vega yang tengah menggendong Veron sambil merangkul istrinya itu mulai menempati tiga bangku barisan tengah. Pesawat yang mereka pilih adalah berfasilitas first class, kelas penerbangan paling mahal dan tentunya fasilitasnya pun sangat mewah.

Alasan mereka memilih itu agar nyaman dan betah di dalam pesawat hingga sampai ke tujuan.

"Kamu dimana, Ga?" tanya Vale sambil melirik Vega. Perut ibu hamil cantik itu kian membesar di usia kehamilan memasuki lima bulan. Wajar saja jika perutnya sangat besar sebab Vale sedang mengandung dua bayi sekaligus.

"Pinggir, kamu di tengah," balas Vega sambil menuntun istrinya untuk duduk.

Vega yang masih betah menggendong Veron pun segera menduduki kursinya. Ia mengusap punggung Veron dengan sayang.

"Kenapa diem aja, boy?"

Raut muka Veron tampak lesu seperti tak bersemangat. Ia menyembunyikan wajah di ceruk leher Vega. "Eyon mau di Indonecia aja, Pah."

Vega mengecup pelipis putranya sekilas. "Kenapa emang?"

"Nanti nda bica main cama Gapla. Eyon kangen Gapla," curhatnya dengan kondisi hati yang sedikit tergores sebab harus berpisah dengan Gavra yang notabenenya sahabat seperjuangan Veron dari bayi.

"Nanti kan bisa video call, sayang. Jangan sedih udah." Ujar Vega sambil merubah posisi Veron menjadi duduk bersandar di dadanya.

Kedua tangan Veron menyilang di dada, ekspresinya menajam tersirat dendam. "Ini cemua gala-gala Opa Valga. Opa kapan jadi ubi cingkongnya cih, Pah?"

Vale refleks tersentak sekaligus menegur Veron. "Ssst, nggak boleh ngomong gitu bang. Nanti masuk neraka mau?"

"Biarin aja," bela Vega yang kini berada di pihak Veron.

VALGARA [END]Where stories live. Discover now