Ya, sudah hampir lama Alula dan yang lainnya latihan rutin untuk pentas musik. Dan pentas musiknya akan diadakan besok. Semoga saja berjalan dengan lancar.

"Iya, pasti bakal ramai. Aku jadi malu buat tampil di depan orang-orang."

"Nggak usah malu. Gue yakin penampilan lo besok keren abis. Langsung banyak yang demen deh sama lo," kekeh Kezia.

"Semoga aja besok aku bisa bawain lagunya dengan lancar."

"Aamiin!"

"Eh iya, Alula! Lo udah mutusin mau pakai baju apa? Katanya bajunya pakai punya sendiri-sendiri, kan? Lo pakai apa? Gaun, ya?!" Tanya Kezia lagi dengan antusias.

"Emangnya mau dansa apa pakai gaun segala? Yang ada malah ribet naik ke panggung," dengus Nara.

"Kan keren, Ra. Nanti bisa muter-muter gitu kayak princess."

"Suka-suka lo deh, Kez. Ini tuh pertunjukan musik, bukan pertunjukan tuan puteri."

"Kalau ada pertunjukan tuan puteri gue bakal ikut. Please, osis harus adain pertunjukan tuan puteri. Nanti pangerannya kan bisa Arlan." Semuanya langsung menatap Kezia dengan tatapan aneh. Perempuan itu sangat berharap sekali.

"Gue tahu pasti lo paling semangat yang kayak begituan. Lo kan cewek tergenit di sekolah ini."

"Aku belum tahu sih pakai baju apa. Hampir aja lupa mikirin baju buat besok. Nanti aku cari-cari deh di rumah baju yang ada." Alula tersenyum kecil.

Ia hampir lupa, ia kan tidak memiliki banyak baju yang bagus. Mentok-mentok yang paling bagus pun hanya sebuah kaos. Tidak mungkin kan besok ia pentas menggunakan kaos saja? Bisa-bisa ia ditertawakan oleh orang-orang.

"Tenang aja! Gimana kalau nanti malem gue ke rumah lo? Gue bakal bawain baju-baju gue yang jarang gue pakai. Masih bagus-bagus tau, bahkan ada yang belum pernah di pakai sama sekali. Nanti lo tinggal milih aja mau baju yang mana buat di pakai besok."

"Gue setuju sama Kezia. Dia tuh banyak banget baju yang nggak kepakai. Beli doang, pas di pakai di rumah ngeluh nggak cocok. Kan buang-buang uang. Mendingan nanti lo cobain! Nanti gue, Archa, sama Nara ikutan milihin deh yang bagus buat lo." Mora mengiakan disusul dengan senyuman setuju dari Archa dan Nara.

"Tuh, kan, gimana? Gue bakal buat lo cantik besok. Di jamin, bakal banyak yang terpesona sama lo."

Alula menatap teman-temannya tidak percaya. Kenapa ia harus mendapatkan mereka yang sebaik ini? Alula merasa sangat beruntung memiliki mereka. Di saat Alula sedang jatuh-jatuhnya, ada mereka yang membuat Alula bangkit. Walaupun hanya sedikit, tetapi mereka mampu membuat hidup Alula lebih baik.

"Serius? Gimana sama harganya? Nanti aku ganti deh harga baju kamu."

"Ya elah, nggak usah di ganti. Udah pakai aja! Lo mau ambil semua juga nggak apa-apa, nggak usah di balikin. Kan kita sahabat, kayak gitu mah nggak usah di ambil pusing."

Sahabat.

Alula memiliki sahabat? Dari dulu ia selalu iri melihat teman-teman lainnya yang duduk bersama teman-teman mereka. Mengobrol bersama, ke kantin bersama, bercanda bersama.

Dan sekarang, Alula merasakannya. Benar-benar keajaiban yang Tuhan berikan untuknya. Apakah setelah ini akan banyak keajaiban lagi yang diberikan Tuhan kepadanya? Atau justru malah sebaliknya?

"Kezia, makasih banyak, ya!" Alula tersenyum lebar. Menunjukkan wajah terima kasihnya ke arah Kezia.

"Iya, Alula, sama-sama. Tenang aja, pokoknya urusan baju lo aman. Lo tinggal tunjukin yang terbaik aja besok."

RADIONWhere stories live. Discover now