"Tugas biologi?"

"I–iya, Bang."

Radion tertawa pelan. "Gitu aja mereka nggak bisa. Padahal tugasnya gampang banget."

Radion lalu berjalan menghampiri kedua cowok itu. Menepuk pelan pundak keduanya. "Lo sekarang cabut! Alula nggak bakal kerjain tugas mereka."

"T–tapi tugasnya di kumpul hari ini, Bang. Gue takut di marahin sama Bang Raiden."

"Tenang aja! Lo berdua nggak bakal di omelin sama Raiden. Langsung cabut aja ke kelas lo masing-masing! Urusan ini, nggak usah lo pada pikirin."

"S–serius, Bang? Tapi tadi kita di suruh sama Bang Raiden buat kasih tugasnya ke Alula."

"Kalau lo berdua nggak mau pergi sekarang, gue pastiin nanti lo berdua bakal di marahin habis-habisan sama Raiden."

Keduanya langsung membelalak kaget.

"Nggak mau, kan? Makanya, sekarang cabut!" Keduanya lalu hanya mengangguk dan pergi dari sana dengan cepat.

Radion membalikkan badannya—kembali menatap Alula yang masih berdiri mematung sambil membawa setumpuk buku tulis di tangannya.

"K–kamu lagi?" Tanyanya pelan.

"Siapa emang?"

"Radion, kan?"

"Ternyata lo masih inget nama gue," kekeh Radion.

"Ya inget, lah. Masa aku nggak inget."

"Lo mau ke mana tadi?"

"Tadi aku mau ke ruang musik. Ngambil barang yang ketinggalan di sana."

"Ruang musik?" Radion mengernyit.

"Iya, kenapa?"

"Lo masuk ekskul musik?"

Alula mengangguk pelan.

"Lo suka main apa?"

"Aku bisa main gitar, biola, piano, sama drum. Tapi yang paling aku suka, main piano." Alula tersenyum.

"Keren."

"M–makasih."

"Sini bukunya!"

"H–hah?! Buat apa? Kamu nggak perlu repot-repot bantuin aku."

"Siniin!"

"Nggak perlu, Radion!"

"Gue nggak mau bantuin lo, kok. Siapa juga yang mau bantuin lo?" Alula mengumpat dalam hati lalu memberikan buku tulis itu kepada Radion.

"Ini semua nggak usah lo kerjain! Nggak perlu dengerin suruhan mereka! Ini bukan tugas lo, tapi tugas mereka," kata Radion.

"Tapi nanti mereka marah sama aku. Kalau mereka sampai di hukum, aku juga yang bakal habis sama mereka."

"Mereka bakal di hukum kalau mereka nggak ngerjain tugas ini. Biar gue yang kembaliin ini ke mereka dan suruh mereka buat ngerjain sendiri. Sekarang, lo boleh balik ke kelas lo!"

Alula menggeleng. "Nggak perlu! Itu tugasnya banyak. Mereka pasti nggak bakal mau nulis sendiri. Aku udah sering kok diginiin. Cuma kaget aja karena pengumpulan tugasnya cepet banget. Biasanya Raiden selalu nyuruh aku buat kerjain tugasnya sehari sebelum tugasnya di kumpul."

"Ini bukan urusan lo. Ini bukan tugas lo, Alula."

"Iya, emang bukan tugas aku. Tugas aku itu, ngebantu mereka. Jadi apapun yang mereka suruh, aku bakal lakuin."

RADIONWhere stories live. Discover now