RADION || 02

2.9K 267 101
                                    

Keputusan Radion sudah bulat. Pada akhirnya cowok itu memilih untuk pindah ke Jakarta bersama kedua orang tuanya. Ia sama sekali tidak memberi tahu Alice tentang hal ini. Lagipula untuk apa? Toh nanti Alice pasti akan tahu sendiri dari Hans atau Audy.

Radion, Alfred, dan Marissa sudah sampai di bandara Soekarno Hatta. Mereka langsung di jemput oleh supir pribadi Alfred dan beberapa bodyguard untuk membantu mengangkat barang.

Alfred diberikan rumah di daerah Jakarta Selatan oleh sahabat rekan kerjanya. Rumah yang katanya besar nan mewah—lebih besar dari pada rumahnya yang ada di Bali. Semua barang-barang milik Radion sudah sampai di sana—termasuk gitar listrik dan alat-alat musik yang ia punya lainnya.

"Welcome to Jakarta!"

"Mami bakal kangen sama suasana Bali. Biasanya Mami selalu nikmatin sunset di pantai Kuta dan barbeque-an di sana."

"Jakarta emang padat. Kapan pun kita bisa pulang ke Bali, kok. Papi yakin Radion bakal happy di sini. Gimana, Radion?" Alfred menoleh ke arah putranya yang sedang sibuk menatap pemandangan di luar sana sambil mendengarkan musik.

"It's okay if you don't like Jakarta. Kita di sini hanya untuk melupakan masalah di dalam pikiran kamu, Radion. Jika semuanya sudah selesai, kita bisa balik lagi ke Bali."

"Iya, kita lakuin semuanya buat kamu," timpal Marissa.

"Radion nggak tahu bakal suka atau nggak tinggal di sini. Liat aja nanti." Cowok itu lalu menutup kepalanya dengan kupluk sweaternya—kembali menatap pemandangan di luar.

"Kita mau jalan-jalan? Ke mall atau makan di restoran enak mungkin?"

"Langsung pulang," kata Radion cepat.

"Oke, Papi panggil koki ke rumah aja nanti untuk buatin makan siang kita."

Tak beberapa lama mereka sampai di sebuah rumah besar. Bahkan rumah ini seperti mansion. Halamannya saja luas, harus menaiki kendaraan untuk bisa mencapai ke depan pintu rumah. Jika berjalan kaki, sama saja seperti berolahraga.

Di halaman yang besar juga dilengkapi saung serta air mancur yang sejuk, tanaman-tanaman yang beragam, tempat untuk jogging mengitari rumah yang luas,  kolam berenang, dan juga garasi yang dipenuhi mobil-mobil mahal.

Di belakang rumah mereka ada lapangan golf yang membuat Radion menganga. Radion tidak menyangka bahwa rumahnya di Jakarta benar-benar di lengkapi lapangan golf.

Entahlah di dalamnya ada apa, mungkin ada ruangan gym juga, ruang musik, ruang bersantai, atau mungkin teater?

"Rumahnya besar banget, sih." Marissa juga ikut takjub ketika masuk ke dalam rumah yang megah.

"Tenang aja, udah ada beberapa pelayan yang bekerja di sini. Nggak perlu takut kesepian."

"Radion, kamu suka?" Alfred merangkul Radion pelan.

"Ternyata beneran ada lapangan golf nya ya, Pi."

"Papi nggak suka bohong. Kalau kamu punya temen di sini, kamu boleh ajak mereka kapan aja ke sini."

"Oh, iya! Kamar kamu ada di lantai tiga. Kamar di tengah yang paling besar."

Radion mengangguk. "Radion boleh liat kamarnya nggak, Pi?"

RADIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang