『 Side Story : 1.2 』

Start from the beginning
                                    

Terlihat raut muka Jaehyun sedikit tertegun mendengar permintaan Mingyu yang tiba-tiba sekali. Bukan karena apa, Jaehyun sudah menduga lelaki itu akan mengajaknya bicara sedari awal mereka berjumpa sebelum rapat berlangsung. Bisa dilihat dari gerak-gerik serta tatapan mata Mingyu yang terlihat nervous sekaligus tidak fokus.

Keringat dingin meluncur bebas dari puncak kepala, Mingyu benar-benar sangat gugup sekarang. Kedua tangan sampai telapak kakinya mendadak terasa dingin kalau kalian mau tau. Berhadapan dengan Jaehyun rupanya semenakutkan ini. Bahkan pamannya saja tidak terasa semengintimidasi begini.

Jaehyun benar-benar berada di level yang berbeda dari kebanyakan Alpha yang pernah ia jumpai sebelum-sebelumnya.

Dengan susah payah Mingyu menelan ludahnya yang menyangkut ditenggorokan, “Itu...ba-bagaimana keadaan Ta-Taeyong?” tanyanya dengan suara yang amat lirih. Lelaki itu bahkan sengaja menghindari tatapan mata Jaehyun yang menatap dirinya dengan tajam sejak nama sang istri keluar dari mulutnya.

Jaehyun sedikit mendelikan matanya, ia sudah menduga Mingyu akan menanyakan istrinya, cepat atau lambat, tapi ia tidak menyangka juga bahwa laki-laki itu akan to the point sekali.

Sudut bibir Jaehyun perlahan tertarik keatas, mendapati Mingyu ternyata cukup lucu dengan sikap malu-malu kucingnya saat menanyakan perihalTaeyong. Persis sekali seperti bocah dimata Jaehyun.

“Terima kasih sudah menanyakan. Istri saya baik-baik saja, saya yakin dia juga merindukan Anda dan teman-temannya yang lain,” ungkapnya dengan nada bicara yang terdengar ramah.

Baru lah Mingyu memberanikan diri menatap Jaehyun meski jantungnya masih berdebar cepat akibat terlalu nervous disertai rasa takut juga. “O-oh..begitu ya...haha, iya, kami semua juga sangat merindukannya. Tolong, sampaikan salam saya untuknya.” Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, takut-takut kalau Jaehyun salahpaham dengan niat baiknya.

Jaehyun sendiri dapat melihat ketulusan dimata Mingyu ketika lelaki itu menanyakan istrinya, berbeda dengan awal-awal dulu, saat ini Jaehyun tidak merasakan adanya ancaman pada diri laki-laki yang lebih muda darinya itu.

“Sepertinya dia sudah merelakan Taeyong denganmu,” celetuk Jay yang tak luput menyaksikan sikap konyol Mingyu. “Hm, sepertinya begitu..”  Jaehyun hanya mengiyakan saja. Tentu, ia sangat bersyukur bila itu benar.

“Tentu. Akan saya sampaikan nanti. Hati-hati di jalan nanti, Tuan Kim. Maaf, saya harus pergi lebih dulu. Ada seseorang yang harus saya temui sekarang.” Berhubung Jaehyun harus segera menemui Johnny di ruangannya, ia harus meninggalkan ruang meeting itu terlebih dulu.

Mingyu membungkukkan badannya sebagai tanda penghormatan pada yang lebih tua ketika Jaehyun melangkahkan kaki keluar dari ruangan yang didominasi warna coklat itu.

Meninggalkan Mingyu yang kemudian jatuh terduduk lemas diatas kursi yang ada didekatnya. Ia menghela nafas panjang, berusaha merilekskan diri sebelum kembali ke kantor pamannya setelah ini.

‘Dia orang yang kuat..aku yakin Taeyong pasti akan selalu aman berada disisi orang seperti dia..’ Bohong bila Mingyu telah melupakan Taeyong sepenuhnya. Kenangan mereka berdua masih membekas dalam hati dan ingatannya, namun kini ia mulai bisa merelakan Taeyong dengan orang lain secara perlahan. Hanya waktu yang akan menjawab kapan dirinya dapat menghapus nama Taeyong sepenuhnya dalam hatinya. Untuk sekarang, ia hanya akan fokus pada pekerjaan baru yang telah menanti dirinya.




🖤

🖤







Malam itu...

My Mate [ Jaeyong ] ✔️Where stories live. Discover now