Arc3 Chapter 48

1.3K 262 28
                                    

Sofia berjalan dengan langkah santai tanpa mempedulikan sama sekali tatapan di sekelilingnya.

"Kau brengsek! Aku bertanya sekali lagi, apa yang kau lakukan!?"

Luke berteriak dengan penuh amarah.

Melihat situasi sampai sekarang, jelas pelaku yang menyerbu dan menyerang mereka adalah wanita di depan mereka - Sofia.

Gadis itu menelusuri tempat itu sejenak, sebelum mengarahkan pandangannya pada Luke.

"Apa maksudmu? Bukankah kau ingin bertemu denganku? Karena itulah kau mengirim wanita itu kepada kami bukan?"

Sofia membalas menggunakan nada yang tidak cocok dengan situasi di tempat itu.

Beberapa mayat telah terbaring di belakangnya. Ada satu mayat juga yang berbaring tak jauh darinya. Itu adalah pria yang hendak melapor pada Luke dan Tony tadi.


"Luke, kita harus membunuhnya segera. Aku ingin mengintrogasi dan menanyainya beberapa hal, tapi kita tidak punya waktu untuk itu."

"Aku tahu!!"

Luke sama sekali tidak membangkang. Ia menerima segera pendapat Tony karena ia sendiri paham gawatnya situasi saat ini.

Kemunculan Sofia benar-benar diluar rencana mereka.

Apalagi ia sudah membantai orang-orang mereka.

Kemungkinan mereka yang mengawasi diluar juga sudah terbunuh semua karena ia tidak bisa mendengar suara keributan apapun disana.

Mereka bahkan tidak tahu apakah ia memiliki sekutu atau tidak.

Mengetahui tujuan gadis ini melakukan itu tidak lagi menjadi prioritas.

Mereka kehabisan waktu dan kesempatan.

"Kau benar-benar menyebalkan! Dari dulu, kau selalu menjadi sumber rasa sakitku!"

Sofia tetap mempertahankan ekspresinya. Ia sama sekali tidak mempedulikan ocehan Luke.


Sepertinya benar-benar tidak ada orang lainnya. Kalau begitu aku bisa memulainya.


"Kalau begitu ... matiah. Hurricane."

Setelah Sofia mengatakan itu, Badai hitam legam menyelimuti tempat itu.

Beberapa dari mereka sama sekali tidak bisa bereaksi karena itu sangat cepat.

Luke cukup cepat bereaksi, karena ia yang paling dekat dengan Sofia.

Hal yang sama berlaku dengan Tony.

Mereka segera meloncat dari posisi mereka ketika Sofia mengucapkan beberapa suku kata sihir yang ia ucapkan.

Namun ... hal yang sama tidak berlaku untuk anak buah mereka.

Mereka  terkena sihir tadi dan tubuhnya tersayat-sayat. Beberapa juga ada yang tercabik-cabik dan jatuh seketika.

Darah merah segar muncrat dan menyebar dari titik itu, membuat genangan air di bawahnya.

"Sial! Sihir Kuno benar-benar menyebalkan!"

"Sihir Bayangan? Seharusnya itu bukan sihir kuno kan?"

"Siapa yang peduli dengan hal itu! Tony, dia menuju kearahmu!!"


Luke meneriaki rekannya yang masih tercengang atas sihir Sofia.

Tapi ia tidak punya waktu karena Sofia sekarang sedang menuju arah temannya itu.

Neither heroine nor villainous, Just Olivia!Where stories live. Discover now