Arc2 Chapter 36

2.2K 426 23
                                    

"Kenapa nama Putri Pertama disebut-sebut disini?"


Rohan terlihat bingung setelah mendengarnya

Namun itu hanyalah akting.

Bahkan Olivia bisa menyadari hal itu.


"Kenapa? Harusnya itu sudah jelas bukan? Jika kita membicarakan soal masalah yang terjadi di tahun pertama akademi, nama beliau lah yang harus disebutkan pertama kali."


Olivia memiringkan kepalanya, seolah bertanya kenapa ia menanyakan sesuatu yang sudah jelas.


"Begitu. Jadi kau juga sudah menyadarinya."

"T-Tunggu dulu! Hugh, apa yang kau pikirkan!?"


"Sudahlah, Tuan Rohan. Tidak perlu menyembunyikan itu darinya. Nona Olivia benar-benar sudah mengetahui masalah ini."


Rohan terlihat masih tidak mempercayainya.

Ia melihat Olivia dengan penuh kecurigaan, tetapi ia segera tenang tak lama kemudian.


"Nona Olivia, jika kau sudah sampai kesimpulan itu ... bolehkah aku berasumsi jika kau bertindak dengan niat untuk mendukung Putri Stella?"


Hugh, pria yang berdiri di belakang Rohan lalu kembali bertanya.

Olivia tidak langsung menjawabnya, tapi mengatakan hal lain terlebih dahulu.


"Aku tidak mengerti kenapa kau bisa sampai pada kesimpulan seperti itu. Aku memang mengatakan kalau Putri Stella kemungkinan akan menang, tapi bukan berarti aku mendukungnya."

"Apa karena dia juga orang yang menjebakmu?"


Kali ini, ada nada keseriusan pada pertanyaan Hugh.

Olivia tersenyum tipis mendengar ia menanyakan hal tersebut.


"Menjebakku? Kapan beliau melakukan hal itu?"

"Kau seharusnya sudah sadar. Putri Pertama telah diam-diam mendekati Nona Erika. Dialah yang mempengaruhi Nona Erika untuk menjadikanmu kambing hitam."

"Kau mengada-ngada saja. Tidak ada gunanya bagi Putri Stella melakukannya bukan?"


Olivia menggeleng-gelengkan kepalanya terhadap pernyataan Hugh.

Sebenarnya, apa yang dikatakan Hugh memang benar.

Hanya saja Olivia berpura-pura tidak menyadarinya.


"Tentu saja jika tampak dari luar, itu tidak ada gunanya. Tidak ada gunanya menjadikanmu kambing hitam. Artinya bukan itu yang diincar sang Putri. Dia mengincar hal lain."

"Dan itu?"

"Kelemahanmu mungkin?"


Mereka berhenti sejenak.

Itu karena Olivia sedang terlihat berpikir.

Setelah itu, Olivia kembali membuka mulutnya.


Neither heroine nor villainous, Just Olivia!Where stories live. Discover now