Arc1 Chapter 10

5.8K 857 6
                                    

Olivia menghela nafas dalam hatinya.

Memikirkanya baik-baik, dia harusnya tau kalau orang ini adalah pelaku paling mungkin atas serangkaian kasus ini.

Langsung menjadikanku pelaku ya? Benar-benar sikap khas bangsawan terhadap rakyat jelata.

Tidak ada yang lebih menjengkelkan dari Bangsawan yang menyelewengkan otoritasnya.

Namun, seperti inilah dunia ini.

Percuma saja terus memikirkannya.

Olivia mengalihkan pandangannya pada Eduard, melihat seperti apa responnya.

Dilihat dari ekspresinya yang tidak bisa berbuat apa-apa, ia yakin kalau dia terlibat baik secara langsung atau pun tidak.

Tindakan sebelumnya untuk menangkap dirinya juga agak janggal.

Guild Leo, Kantor Keamanan Kota Helen, dan sekarang bangsawan di depannya.

Ia meragukan kalau mereka melakukan serangkaian kejadian ini hanya untuk menangkapnya.

Tapi ia masih tidak tau apa itu.

Haruskah aku memancing mereka.

Karena sudah sampai seperti ini, ia merasa tidak perlu menahan diri lagi.

"Kau cukup berani datang kesini bukan? Apa kau tidak takut akan kubunuh?"

"Hah, apa kau mencoba mengancamku sekarang?"

"Lagipula sudah seperti ini. Tidak ada bedanya antara aku meledakan tempat ini atau diam saja bukan?"

Seketika, Olivia langsung mengeluarkan ledakan mana dari tubuhnya.

Ornamen di langit-langit dan dinding bergetar karena dampaknya.

Baik Eduard, Paul, serta prajurit yang ada di dalam ruangan tersebut langsung memasang postur waspada.

Olivia sendiri tidak menghentikan ledakan mananya tersebut. Ia menatap lurus ke mata Paul seolah ingin meledakannya.

"D-Dasar bodoh! Apa kau ingin bunuh diri!?"

"Lalu?"

Olivia bangkit dari bangkunya dan berjalan ke arah Paul. Dia mengeluarkan intimidasi yang semakin membuat ruangan itu mendingin.

Eduard mencoba bereaksi dan menghalangi Olivia, tapi Olivia mengarahkan tangan kirinya.

Mana berbentuk bola padat langsung melesat ke arahnya, membuatnya terpental ke dinding dan ia pun langsung jatuh kesakitan.

Itu adalah sihir dengan kontrol tingkat tinggi yang bahkan sulit dilakukan penyihir pengalaman di kediaman rumah bangsawan manapun.

Melihat Eduard benar-benar runtuh, Olivia mengalihkan pandangannya kembali pada Paul dan melangkah ke arahnya

"He-Hentikan!! A-Apa kau benar-benar berani melawan bangsawan!?"

"Sudah kubilang bukan? Itu tidak ada bedanya."

Karena tekanan dari mana dan intimidasi dari Olivia serta kekalahan pemimpin mereka, tidak ada prajurit yang berani melangkah maju untuk melindungi Paul.

Olivia berhenti saat berjarak beberapa meter dari posisi Paul berdiri.

"Biar kutanya sesuatu. Kenapa kalian mengincar kandidat siswa Akademi?"

"A-Apa yang kau bi-"

Sebuah jarum es tiba-tiba muncul ... melayang tak jauh dari pundak Olivia, dan melesat ke arah bahu Paul.

"G-Gah...."

Itu menembus langsung ke arah bahunya, membuatnya jatuh berlutut ke lantai.

Rasa sakit dan dingin langsung menjalar ke bagian tubuhnya yang terluka.

Neither heroine nor villainous, Just Olivia!Where stories live. Discover now