Arc3 Chapter 42

1.2K 274 13
                                    

"Suaranya belum menghilang...."

"Itu jelas pertempuran besar bukan."

Olivia dan Nina telah memfokuskan telinga mereka untuk mendengarkan suara pertempuran.

Meskipun mereka telah melakukannya lebih dari 10 menit, suara-suara pertempuran itu tidak berhenti, malah semakin kencang.

"Haruskan kita memeriksanya?"

Sofia bertanya, yang segera diangguki oleh Hector.

"Olivia, Nina, Rudy. Bisakah kalian memeriksanya?"

Ketiganya mengangguk.

Mereka lalu mengenakan peralatan tempur mereka, tak lupa dengan jubah dan pelindung wajah untuk melindungi mereka dari badai pasir.

Ketika mereka mencapai lantai pertama dan keluar dari bangunan, badai pasir segera menerpa.

Itu sangat ribut dan jarak pandang mereka kedepan benar-benar pendek.

"Astaga ... aku bahkan hampir tidak bisa melihat apapun...."

Berjalan menuju Gerbang, Nina yang memimpin mereka mengeluhkan jarak pandang.

Tidak hanya dia, karena Olivia dan Rudy juga kesulitan melihat apa yang ada di depan.

"Bagaimana mereka bertarung dengan keadaan seperti ini?"

Rudy bertanya-tanya seperti apa pertempuran di depan sana.

Bahkan mereka tidak bisa melihat apa yang ada di 5 meter depan mereka.

"Lebih penting lagi ... kenapa mereka tidak lari kemari? Mungkinkah mereka tidak tahu di sini ada area aman?"

Apa yang Nina katakan masuk akal.

Biasanya ... orang-orang akan berlari ke area aman jika berhadapan dengan situasi seperti ini.

Kecuali mereka benar-benar ingin bertarung.

Apa ada semacam Monster yang memegang kunci lagi?

Mengingat pengalaman mereka sebelum-sebelum ini, Olivia berpikir mereka terpaksa bertarung untuk mencapai lantai selanjutnya.

Tapi ia segera mengenyahkan kemungkinan itu.


Setelah berjalan beberapa langkah lagi ... mereka pun mencapai gerbang.

"Masih tidak kelihatan."

"Aku bahkan tidak bisa menebak seberapa jauh mereka bertempur disana."

Nina dan Rudy mencoba apakah mereka bisa melihat apa yang ada di depan sana.

Sementara itu ... Olivia mengawasi sekitar, berjaga-jaga jika ada yang menyergap mereka.

Tidak peduli sekeras apa mereka berusaha, mereka benar-benar tidak bisa melihat apapun.

Selain suara pertempuran dan teriakan yang samar-samar ... mereka hanya bisa mendengar suara badai pasir yang ribut.

"Ck. Di sini benar-benar dingin bukan? Apa sihir es mu bocor, Olivia?"

Nina mengusap-usap tubuhnya di balik jubahnya, merasakan kedinginan.

"Tempat ini memang agak dingin saat malam hari. Apa kau lupa?"

"Agak? Kepekaanmu terhadap dingin sepertinya bermasalah."

"Lupakan itu, kalian berdua. Sekarang yang penting adalah apa yang harus kita lakukan."

Rudy segera menghentikan kedua rekannya itu yang akan melakukan obrolan tidak penting.

Mereka masih tidak bisa melihat apapun.

Neither heroine nor villainous, Just Olivia!Место, где живут истории. Откройте их для себя