Arc3 Chapter 17

1.4K 303 28
                                    

"Brengsek!"


Greyson tidak bisa menahan umpatannya.

Karena serangannya pada golem lagi-lagi tidak sesuai harapannya.

Ia sudah mengerahkan berbagai gaya serangan, tapi tidak ada satu pun yang berguna.

Rekannya yang lain bisa menghancurkan Golem dengan sihir mereka setelah susah payah, namun Golem yang hancur berkeping-keping itu kembali utuh menjadi bentuknya semula.


"Seperti yang aku katakan. Tidak ada gunanya jika kita tidak menghancurkan intinya."


Aron lalu menghampiri Greyson dan mengingatkannya sekali lagi cara untuk menghancurkan Golem.

Itu adalah intinya.

Golem adalah tipe mahkluk buatan, dimana sebuah mekanisme sihir ditanam padanya.

Mekanisme ini memiliki wujud padat dengan bentuk inti.

Sayangnya, sangat sulit untuk menemukan Inti tersebut.

Terkadang bahkan inti tersebut sangat kecil dan bisa dipindahkan sesuka hati oleh yang menciptakannya.

"Tidak bisakah kita mengincar orang disana saja?"


Ernest lalu menghampiri mereka juga untuk memberikan pendapatnya.

Sebenarnya, ia sudah berniat untuk melakukan hal itu. Tapi Aron segera menghentikannya.


"Golem yang kehilangan pengendalinya justru lebih merepotkan. Itu akan semakin liar dan bahkan mungkin meledak."

"Lalu ... apakah mengincar inti adalah satu-satunya cara?"


Ernest masih terlihat sulit untuk menerima.

Baginya, yang sudah menjatuhkan Golem dengan penuh kesulitan, melihat golem tersebut bangkit kembali jelas membuatnya frustasi.


"Cara lainnya adalah menunggu sampai Golem itu kehabisan Energi. Inti golem membutuhkan Energi Sihir untuk menggerakannya. Jadi jika kita menghancurkannya terus menerus, itu akan menguras energinya."

"Itu pun jika Kapasitas Energinya tidak besar. Kita sudah menghancurkan Golem ini berkali-kali, tapi itu masih tidak kehabisan energinya."


Greyson mendecakkan lidahnya karena kesal.

Ia menoleh pada rekannya yang lain.

Si kembar, Julian dan Julius saling berkerja sama menjatuhkan Golem.

Laila dan Andrei juga melakukan hal yang sama tak jauh dari mereka.

Ia lalu mengalihkan tatapannya pada pria yang menjadi musuh mereka, Eloi.

Eloi sendiri masih berdiri dengan santai sambil melipatkan tangannya.

Di sekitarnya berdiri para golem yang melindunginya.

Mungkin sadar akan tatapan Greyson, Eloi menatapnya balik.

Ia lalu tersenyum pada Greyson, yang merupakan provokasi langsung.


"Bajingan itu. Aku akan membuatnya menyesal nanti."


Tidak ada yang mengomentari ucapan kesal Greyson.

Tanpa perkataan apapun, mereka bertiga lalu kembali ke formasi menyerang.

Neither heroine nor villainous, Just Olivia!On viuen les histories. Descobreix ara