Arc2 Chapter 27

2.5K 509 25
                                    

Olivia telah dibawa ketempat yang jika dilihat dari luar bangunan, mungkin itu adalah kafe atau restoran pada umumnya.

Ruangan khusus disediakan di lantai dua dari tiga lantai, yang merupakan tempat ia saat ini.

Melihat sekeliling, perabotan dan miniatur cukup berkelas sehingga tempat ini bisa digunakan oleh kalangan bangsawan untuk melakukan pembicaraan.

Ditambah dengan sihir penangkal suara dan beberapa mekanisme lainnya, yang dijelaskan oleh pihak Pandora, tempat ini juga bisa digunakan sebagai pembicaraan rahasia.

Saat ini, hanya ada Olivia dan 2 perwakilan dari Pandora ditambah satu pria asing.

Olivia dan satu perwakilan Pandora duduk di kursi dengan posisi diagonal.

Di seberangnya ada pria asing yang berdiri di depan kursi kosong.

Belum berlangsung lebih dari sepuluh menit dan pertemuan belum dimulai.

Mereka menunggu pria yang seharusnya menduduki kursi kosong di seberang Olivia.

Olivia tidak menunjukan keberatan karena dia disuruh menunggu seperti itu.

Malahan, fokusnya teralihkan ke sekelilingnya.

Ia juga menyadari, jika pria yang berdiri di seberangnya sedang menatap tajam ke arahnya.

Tapi ia sama sekali tidak mempedulikan hal tersebut.

Pria yang bertemu dengannya, yang berdiri di belakang kursi pihak Pandora tidak membuka mulutnya lagi setelah selesai membimbing Olivia ke tempat ini.

Pihak Pandora yang duduk juga tidak melakukan apapun selain bersandar dan mengejamkan matanya.

Mereka lalu menunggu beberapa saat lagi sampai pintu dibuka dan sosok pria paruh baya tunggal memasuki ruangan.

Tanpa berbasa-basi apapun, ia langsung duduk di kursi kosong seberang Olivia.

Pria paruh baya tersebut mengikuti jejak pria di belakangnya, menatap tajam ke Olivia.

Kali ini Olivia tidak mengabaikan tatapan tersebut dan membalas tatapannya.

Ia sedikit memiringkan kepalanya, karena ia merasa tidak pernah bertemu orang ini.


"Sepertinya semua pihak sudah berkumpul. Kalian bisa basa-basi terlebih dahulu, atau mau langsung keintinya?"


Perwakilan Pandora adalah yang pertama membuka mulut.

Tapi kedua pihak tidak meresponnya dan hanya saling menilai sosok yang ada depan mereka.


"Sebelum itu, mari berkenalan dulu. Aku adalah Perwakilan dari Pandora, Kalian bisa memangilku ... Rei. Yang ada di sebelah kananku, adalah Olivia. Siswa Akademi Tahun Pertama dari Kelas Mawar Merah."


Melihat keduanya masih tidak membuka mulut, perwakilan dari Pandora lalu melanjutkan tugasnya sebagai pengawas pertemuan kali ini.


"Dan yang di sebelah kiriku..."

"Tidak perlu memperkenalkanku. Namaku bukanlah sesuatu yang pantas di perkenalkan kepada orang kumuh sepertinya."


Pria paruh baya tersebut lalu memotong ucapan Rei.

Ia memandang dengan penuh penghinaan pada Olivia yang duduk di seberangnya.

Neither heroine nor villainous, Just Olivia!Where stories live. Discover now