Arc2 Chapter 33

2.3K 443 20
                                    

"Lalu biar aku tanyakan sesuatu. Menurut kalian apa jadinya juga Laila itu dengan penuh suka cita menerima untuk terlibat?"


Nina memikirkan sebentar pertanyaan Sofia.


"Bukankah itu bagus?"


Sofia mendesah sambil menggelengkan kepalanya.

Ia memegang kepalanya seolah pusing akan sesuatu.

Nina sendiri memiringkan kepalanya, bertanya-tanya apa ia salah.


"Sebenarnya kau tidak salah. Hanya saja, tidakkah kau berpikir akan gawat jika Laila benar-benar menerimanya?"

"Aku tidak berpikir begitu. Selama itu tidak merepotkan kita."

"Itulah yang aku harap kalian pikirkan dari tadi."

"Kau harusnya mengatakannya lansgung. Tidak usah berbelit-belit."


Nina agak mencibir pada Sofia yang terlihat memarahi mereka.

Sofia sendiri mendecakan lidahnya sedikit lalu melanjutkan penjelasannya.


"Aku masih tidak bisa terpikirkan bahaya yang akan datang, sampai-sampai Saint muncul. Namun karena orang itu sendiri ada di dekat kita, jelas ada kemungkinan kita terlibat. Itulah yang aku khawatirkan."

"Eh? Kita? Tidak mungkin. Jika ada bahaya semacam itu, aku lebih memilih menjauh sejauh-jauhnya."


Nina terlihat jijik dengan kemungkinan mereka akan terlibat hal merepotkan seperti itu.

Dia mengatakan akan menjauh, tapi Sofia terlihat agak skeptis dengan itu.


"Nah ... jika kita bisa kabur, itu bagus. Namun apa yang akan kau lakukan jika orang itu mengatakan,ia akan mengumpulkan orang-orang di akademi untuk mengatasi krisis dunia bersama. Bagaimana kau akan menolaknya?"

"T-Tidak bisakah kita menolaknya begitu saja?"

"Aku lupa mengatakannya, tapi posisi Saint bahkan melebihi Raja suatu bangsa."


Nina menelan ludahnya setelah mendengar itu.

Ia lalu memikirkan Laila itu, lalu mensimulasikan tindakan yang mungkin ia ambil.

Berdasakan kepribadian yang gadis itu miliki, bukan hal yang mustahil dia akan melakukannya.

Lagi pula, dia selalu memiliki aura penjunjung tinggi keadilan dan membenci keapatisan.


"Demi Dewa, aku bisa membayangkan dia berteriak dan berkeliling akademi mengatakan hal itu."


Nina merinding karenanya.

Ia memegang sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Jika Laila benar-benar melakukannya dan mereka menolak dengan alasan seperti ... karena itu merepotkan, apakah mereka bisa lolos begitu saja?


Jelas itu tidak mungkin.


"Lalu apa? Kau membahas ini seharusnya kau tau apa yang harus kita lakukan bukan?"

Neither heroine nor villainous, Just Olivia!Où les histoires vivent. Découvrez maintenant