Arc2 Epilog

2.4K 436 97
                                    

"Jadi? Kenapa tidak satu Party denganku saja?"

"Aku sudah berjanji pada mereka. Maaf, tapi kau harus mundur Finn."

"Begitu. Tidak masalah bagiku. Tapi aku masih belum menyerah. Aku pasti akan membuatmu menjadi milikku, Laila."


Finn, atau lengkapnya Finn Be Rosenmers.

Ia menatap pada Laila sebentar sambil tersenyum sebelum bangkit dan pergi dari sana.

Laila yang ditinggalkan menghela nafas berat.

Ia lalu menoleh pada temannya yang sedari tadi diam saja.


"Maaf Nora. Pada akhirnya ada orang yang datang mengganggu."


Siswi yang dipanggil Nora itu mengeleng dan malah tersenyum.


"Kau masih populer seperti biasanya, Laila. Tapi ... apa tidak maslah menolak Tuan Finn seperti itu?"


Nora bertanya dengan khawatir, tapi Laila hanya bereaksi seolah ia sama sekali tidak memikirkannya.

Ia sudah menduga kalau reaksi temannya itu akan seperti itu.



Setelah itu ... keributan terjadi.

Itu karena kedatangan sekelompok siswi tiga orang.

Tidak, lebih tepatnya itu karena siswi yang memiliki rambut perak platinum.


"Gadis itu..."

"Hm?"


Melihat Nora sedang melihat ke meja lain, Laila juga mengikuti arah pandangannya.


"Kau tahu sesuatu tentangnya, Laila?"

"Aku mendengarnya dari rumor."


Laila mengatakan hal itu dengan penuh kekesalan.


"Karena kau sudah tahu, sebaiknya jangan dekat-dekat dengan mereka, oke?"

"Selama dia tidak cari masalah dengan kita duluan, aku tidak akan mendatanginya sendiri."


Laila mengatakan itu dengan tidak senang.

Dia sendiri sudah mendengar rumor tentang siswi itu.

Tidak ada yang baik tentangnya, semuanya adalah hal buruk.

Terkadang ada cerita yang membuatnya sangat marah sampai-sampai ia ingin melabraknya.


"Kau harusnya tahu seperti apa dia. Jangan mencoba menghampiri mereka hanya karena kau kesal."


Nora sekali lagi memperingatkannya.

Tapi nasihatnya itu seolah masuk ke telinga tuli.

Dalam hati, Nora berdoa agar mereka benar-benar tidak akan berselisih.

***

"Jadi kita sepakat?"

"Tentu saja! Melihat kita bisa akrab bergini jadi ingat masa lalu, ya."

Neither heroine nor villainous, Just Olivia!Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt