72. Sebuah Keputusan

1.9K 94 128
                                    

Ada sedikit part 17+

Bijaklah dalam membaca

Happy Reading

🍃🍃

"Jengukin anak."

"Hah?"

"Boleh?" Revan tersenyum menyeringai.

"Tapi Van---"

"Nolak permintaan suami, dosa loh Ris!"

Risa menelan ludahnya kasar, "Iya, tapi---"

"Hm?"

"Jangan lama-lama," ucap Risa gugup.

Revan menggendong Risa ala bridal style. Ia turunkan pelan tubuh Risa di kasur. Revan menatap Risa begitupula sebaliknya. Ia singkirkan rambut yang menutupi wajah Risa.

"Cantik."

"Apaan sih, Van. Malu."

Revan mendekatkan wajahnya. Ia kecup kening Risa lama, kemudian beralih ke mata, hidung, pipi dan bibir Risa.

"Aku cinta kamu, Ris."

"Aku juga, Van."

Revan tersenyum. Beberapa detik kemudian ia menenggelamkan wajahnya di leher Risa. Tangan Revan meremas apapun yang bisa ia remas.

"Ahhh..."

Tok.. Tok.. Tok..

"Revan, bantuin ibu!"

"Shit.." Revan menghentikan aktivitasnya dan mengacak rambutnya, membuat Risa terkekeh geli.

"Iya, bu. Sebentar," ucap Revan. Ia berdiri, tak lupa menutup tubuh Risa dengan selimut terlebih dahulu.

"Jangan tidur! Aku belum selesai ya, Ris!"

"Gak janji, aku ngantuk."

Revan membuka pintu, mendapati ibunya berdiri disana sambil memegang sebuah bola lampu.

"Ibu ganggu, ya?"

"Oh, enggak bu. Untung Revan belum tidur."

"Lampu di kamar ibu mati. Ibu gak bisa tidur. Tolong bantu ibu pasangkan," pinta ibu Rani.

"Iya, ayok bu." Revan menuju kamar ibunya dan memasangkan lampu yang baru.

Selesai memasang lampu, Revan menuju dapur untuk minum air putih. Setelah itu ia kembali ke kamar.

Sesampainya di kamar, sesuai dugaannya, Risa sudah terlelap. Ia ingin marah tapi ia urungkan setelah melihat wajah teduh Risa yang tertidur.

"Tidurlah Ris, kamu pasti capek. Tapi, jangan harap kamu lolos ya besok malam!" Revan mengelus rambut Risa, kemudian menuju kamar mandi.

****
Paginya, Revan dan Risa bergegas mandi dan pulang ke rumah mereka. Hari ini mereka masuk sekolah. Mereka harus siap-siap terlebih dahulu.

"Van, kaos kakiku dimana ya?" Risa mengacak rak tempatnya biasa menyimpan kaos kaki, tapi tak menemukannya.

"Kamu tau gak?" tanya Risa lagi.

"Yang mana sih?" Revan justru bertanya balik.

"Yang warna putih, tapi ada gambar doraemon kecil di ujungnya, yang biasanya aku pakai," balas Risa sambil terus mencari.

Revan menelan ludahnya kasar, "Yang lain aja deh kalau gak ketemu."

"Gak mau, bantuin nyari!"

My Cool Enemy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang