31. Janji Revan

2.4K 159 27
                                    

Hallo, terimakasih sudah baca ceritaku, maaf kalau banyak kekurangannya.

Bantu vote dan comment ya kak..
Semoga kita tetap di berikan kesehatan. Aamiin.

Jangan lupa di follow juga ya kak..

Semangat!!!

🍃🍃

Risa berjalan mondar-mandir di ruang keluarga. Raut mukanya tampak cemas. Sedari tadi ia menggigit bibirnya kemudian komat-kamit sendiri. Sementara Revan duduk di sofa sambil membaca buku. Ia juga cemas, namun masih bersikap tenang.

Bagaimana tidak cemas, sekarang mereka harus menunggu ke lima orang itu, Rani, Regina, Imran, Gavin dan Nadia berdiskusi di kamar Nadia, menentukan hukuman apa yang pantas untuk mereka berdua.

"Lo bisa diem gak?" Revan mulai risih, Risa mondar-mandir sedari tadi.

Risa duduk di samping Revan. "Perasaan gue gak enak, lagian juga, ngapain tadi mau nyium gue?" Risa mengatakannya dengan sedikit malu.

"Jangan kepedean, gue tadi cuma nge-test lo doang." Revan masih memperhatikan bukunya.

"Hah? Ck, terserah lo aja, tapi kita dalam masalah ini gara-gara lo!" Risa menyebikkan bibirnya.

"Salah lo juga, siapa suruh gak nurut!"

"Bukan siapa-siapa juga, ngapain gue nurut!" Risa mendengus kesal.

Suasana kembali hening. Kelima orang di kamar Nadia telah selesai berdiskusi. Fokus mereka beralih kembali ke dua remaja itu.

"Van, kamu kan laki-laki, kamu harus bertanggung jawab dengan semua perbuatan kamu, bisa?" Imran memulai pembicaraan.

"Baik om."

Kenapa ngomongin tanggung jawab? batin Risa.

"Risa, kamu juga harus menerima semua keputusan yang kita diskusikan tadi," lanjut Imran.

Risa mengangguk, perasaannya tidak enak. Ia hanya berdoa semoga semuanya baik-baik saja.

"Baiklah, persiapkan diri kalian, dua hari lagi kalian menikah!"

"APA?"

"APA?"

Risa menatap Revan, ia tidak percaya dengan keputusan orang tua Mereka. Menikah? Di usia muda? Astaga bahkan Risa belum memikirkan itu semua. Revan juga terkejut, ia merasa kacau saat itu juga.

"Tapi ayah, kenapa harus menikah? Kita gak melakuan hal aneh-aneh, sumpah!" ucap Risa, tubuhnya gemetar.

"Benar om."

"Ini keputusan yang diambil semua pihak, termasuk Ibu dan kakak kamu Van. Jadi kalian tidak bisa menolak," ucap Imran mewakili semua pihak.

Tubuh Risa melemas, ia tidak percaya dengan semua yang terjadi. Menikah? Menikah? Menikah? Ia sangat belum siap. Revan juga merasa sangat kacau, ia tidak bisa berfikir jernih. Tidak ada pilihan lain selain menyetujuinya.

****

Malam ini menjadi awal cerita hidup Risa. Ia tidur dikamar dengan ibunya. Pukul 22.00, matanya belum terpejam. Ia bahkan belum bisa mempercayainya. Sungguh ia berharap ini hanyalah bunga tidurnya. Sayangnya bukan, ini terlalu nyata.

Tiriiingg, chat masuk, Risa membuka handphone nya.

Es Batu
Belum tidur?

Risa
Tau aja.

My Cool Enemy (END)Where stories live. Discover now