51. Bioskop

2.1K 145 50
                                    

🍃🍃

Istirahat kedua Risa janji bertemu dengan Galih di koridor sekolah. Hari ini tak seperti biasanya, kalau biasanya disitu ada Risa pasti ada Vanya, hari ini berbeda. Sahabatnya itu sudah memiliki kekasih dan tentu saja mereka berduaan di kantin sekarang.

"Ngelamun aja Neng?"
Suara Galih membuyarkan lamunan Risa. Ia menoleh mendapati cowok itu sudah duduk di sampingnya.

"Habisnya lo lama, hahaha."

"Sorry, gue habis dari perpus, gimana?" tanya Galih.

"Gue mau ucapin makasih ke lo, semua berjalan sesuai rencana berkat lo, Gal," ucap Risa.

"Iya, sama-sama, gue juga senang akhirnya Gerion bubar." Pandangan Galih lurus ke depan.

"Bubar?"

"Gue denger sih, kabarnya Ayah Zidan sudah mengurus pindahnya Zidan keluar negeri, Gerion itu anggotanya banyak tapi cupu, mereka bisa berdiri hanya di belakang Zidan. Jika Zidan tidak ada, mereka tidak akan berani macam-macam. Apalagi setelah tau kekuatan Alfaroz yang di bantu Blue Devil."

Risa mengangguk, ia merasa lega semoga permasalahan dengan Gerion memang sudah selesai dan tidak ada lagi yang mengganggu sahabat-sahabatnya.

Penyerangan pada Gerion tadi malam memang berhasil karena bantuan Galih. Galih adalah tetangga Zidan, Risa pun baru tau saat penyelidikan hari sebelumnya. Zidan tinggal di rumah sendiri, sementara orang tuanya berada di luar kota. Saat mengunjungi Zidan, orang tuanya hanya tahu Zidan anak baik dan berprestasi. Mereka tidak tahu kelakuan Zidan yang sebenarnya. Bahkan saat melakukan kesalahan dan dipanggil BK, Zidan membayar orang untuk berpura-pura menjadi Ayahnya.

Keberuntungan memihak pada Risa dan lainnya, kemarin Ayah Zidan mengunjungi putranya itu. Galih meminta Ayahnya untuk memberitahukan kelakuan Zidan yang aebenarnya kepada Ayah Zidan. Dan beruntungnya, Ayah Zidan bersedia mengikuti rencana Risa, ia berpura-pura pamit pulang dan datang saat Alfaroz dan Gerion bentrok.

"Lo udah bertemu Arsen lagi?"

Galih menatap Risa, "Udah, gue juga udah cerita semuanya, besok senin dia masuk sekolah, keadaannya pulih lebih cepat."

"Syukurlah." Risa tersenyum senang.

"Dia semangat masuk sekolah, katanya mau ketemu lo Ris, mau meluruskan sesuatu," ujar Galih.

"Meluruskan sesuatu? Apa?" Galih mengangkat bahu.

"Eh lo, kenapa agak lemes gitu?" Risa mengalihkan pembicaraan.

"Gue kalah start," ucap Galih.

Risa menerka maksud Galih, kemudian ia teringat Vanya.

"Vanya?" tanya Risa. Galih mengangguk.

"Maaf soal itu." Risa tahu Galih menyukai Vanya.

"Santai aja Ris, gue ikut senang Vanya menemukan seseorang yang bisa buat dia nyaman, kita tetep bisa sahabatan." Galih tersenyum.

"Lo sama Arsen emang baik banget, gue senang ketemu kalian, semoga kita bisa jadi sahabat terus ya.."

"Pasti Ris, eh gue ke kelas ya?"

"Iya, thanks Gal."

Galih mengangguk dan berjalan menuju kelasnya.

Risa juga berjalan menuju kelasnya, saat melewati koridor, ia berpapasan dengan Rindi. Gadis itu berjalan dengan beberapa adik kelas bimbingannya. Rindi tersenyum manis kepada Risa dan entah kenapa dada Risa terasa sesak saat itu juga.

My Cool Enemy (END)Where stories live. Discover now