54. Karma

2.5K 149 32
                                    

🍃🍃

Alessa mengepalkan tangannya, ia marah mendengar rekaman dirinya dan Arsen di pengeras suara. Percakapan itu terdengar di semua penjuru sekolah. Kini Alessa merasakan apa yang di rasakan Risa sebelumnya, mendapat tatapan sinis, cibiran dan hujatan. Alessa marah dan malu, ia berjalan cepat menuju kelasnya.

"Lo keterlaluan ya Sa. Lo bikin semua murid di sekolah membenci Risa. Menganggap Risa cewek murahan, padahal lo sendiri ya murahan!"

"Cinta buta membuat lo beneran buta Sa. Gue gak nyangka lo sejahat itu!"

"Kita harus minta maaf sama Risa, kita udah salah menilai dia selama ini gara-gara fitnah Alessa!"

Alessa mengepalkan tangannya semakin kuat, emosinya memuncak.

"DIAM KALIAN! kalian gak tau apa-apa. Gak usah ikut campur!" teriak Alessa.

Alessa berjalan meninggalan gerombolan murid yang terus membicarakan dirinya. Mata Alesaa memerah, ia tak kuat membendung genangan air di matanya. Gadis itu menangis dan berteriak di koridor sekolah. Tak ada satupun yang berniat bertanya dan menghibur gadis itu. Bahkan sahabatnya Karin juga tak berada disampingnya.

"Alessa lo gak papa?" sebuah tangan menyentuh bahu Alessa.

Alessa mengusap air matanya dan menoleh. Ia melihat Rindi berjongkok di depannya. Amarah Alessa kembali memuncak. Ia malu, sangat malu. Ia harus menangis dihadapan seseorang yang dulu pernah di bullynya. Keadaan seakan berbalik.

"Ngapain lo disini? Lo gak usah sok peduli ke gue. Lo kesini mau menertawakan gue kan?" Alessa berteriak.

"Gue cuma lewat dan lihat lo nangis, gue gak bermaksud---"

"Diam!! Gue gak butuh simpati lo!" Alessa berdiri dan merapikan seragamnya.

"Tapi kenapa Sa? Kenapa lo lakuin ini ke gue, salah gue apa?" Rindi menunduk, ia kecewa dan sedih.

"Lo gak salah apa-apa, gue cuma manfaatin lo aja, biar semua orang menuduh Risa dan membencinya. Puas?"

"Risa baik, kenapa lo----"

"Baik? Jangan bodoh Rin, Dia itu licik, lo pikir dia gak ada hubungan gitu sama Revan? Gue aja curiga sama mereka. Lo harusnya mikir dong, dia itu murahan, menggoda Arsen, Revan dan entah siapa lagi yang dia goda." Alessa tersenyum, ia berhasil membuat Rindi bingung.

Rindi mendekat pada Alessa, ia memegang tangan gadis itu.

"Alessa, please jangan gini, gue tau lo sebenarnya baik, gue udah maafin lo. Sekarang lo harus minta maaf juga sama Risa. Kita bisa mulai semuanya dari awal lagi," ucap Rindi.

"Cih, lo bodoh apa giman sih?" Alessa melepas tangan Rindi dan mendorong keras gadis itu. Rindi terhuyung ke belakang. Risa dan Arsen melihat kejadian itu. Risa berlari dan segera menangkap tubuh Rindi, sialnya Risa ikut terhuyung dan menabrak rak pot bunga di belakangnya. Punggung Risa menghantam keras rak bunga, mengakibatkan beberapa pot bunga diatas mereka terjatuh. Satu pot bunga mengenai kepala dan bahu Rindi, sementara dua pot bunga mengenai kepala dan kaki Risa.

Revan melihat keributan di koridor, ia segera menghampiri dan melihat Risa dan Rindi terluka. Ia juga melihat Alessa tersenyum mengejek melihat Risa dan Rindi tak berdaya.

"Lo gila ya?" Revan mengepalkan tangannya hendak memukul Alessa namun dihentikan oleh Arsen. Sementara Alessa masih bertahan dengan senyuman mengejeknya melihat emosi Revan.

"Udah Van, lo sebaiknya nolongin Risa dan Rindi, biar Alessa gue yang urus." Arsen menarik kasar tangan Alessa.

"Ar, lepasin! lo mau bawa gue kemana?"

My Cool Enemy (END)Where stories live. Discover now