8. Rindi dan Revan

2.8K 195 54
                                    

Entahlah, perasaan apa ini, namun aku ingin selalu melindunginya.

Revano Iqbal

🍃🍃

Risa memutar bola matanya bosan, lima menit sudah ia menunggu di meja pak Kus, si pemilik meja bahkan belum kembali. Risa masih mendengarkan gadis bernama Rindi itu di ceramahi bu Merlin. Bel masuk kelas bahkan sudah berbunyi, itu artinya ia dan Rindi akan terlambat masuk ke kelas masing-masing.

"Kamu bengong?" pak Kus tiba-tiba datang.

"Tidak pak."

"Haduuh Risa, bapak sampai pusing kamu itu ada aja kelakuan yang bikin saya jantungan." Pak Kus duduk di kursinya.

"Maaf pak, tadi sungguh salah sasaran pak." Risa cengengesan.

"Coba kamu lihat itu yang sama bu Merlin, dia mau ikut olimpiade Matematika, kamu itu tiru yang begitu, biar berprestasi juga."

"Lah, saya kan juga pinter pak, bapak tau sendiri."

"Iya, kamu pinter tapi pinter bikin saya pusing juga, jangan sok-sok an berkelahi, kamu tuh anak gadis yang kalem gitu lho." Pak Kus menasehati Risa sambil membereskan berkas-berkas mejanya.

"Saya juga kalem kok pak." Risa pura-pura tersipu.

"lya kamu kalem tapi Kalem--par kau ke jurang."

Risa kaget langsung menyatukan kedua tanggannya di dada "Duuh bapak jahat sekali, hiks hiks." Risa akting menggelikan.

Nyatanya obrolan antara murid dan wali kelas yang terlihat aneh ini bisa membuat keduanya tertawa. Risa sudah terbiasa masuk ke ruang guru dan mengobrol dengan wali kelasnya itu. Tentu saja karena kebiasaan-kebiasaan Risa yang membuat pak Kus jantungan. Tapi jangan salah, meskipun Risa sering membuat masalah dan di hukum, nyatanya gadis itu juga berprestasi di kelasnya. Selain itu Risa juga pernah mengikuti olimpiade Geografi dan mendapatkan juara.

"Bapak ngelawak ya?" tanya Risa

"Haaaah, kamu itu selalu mengalihkan fokus saya. Saya sedang marah tadi ya Ris, kok jadi ngelawak, saya mau hukum kamu, nih buku kamu baca, kalau sudah tahu isinya kamu kesini cerita sama bapak!" pak Kus memberikan sebuah buku pada Risa.

Risa menerima buku itu dan membaca judulnya.

"Menjadi Wanita yang Sesungguhnya, haaaah apaan sih pak saya kan memang wanita pak, wanita." Risa menunjuk dirinya sendiri.

"Tidak usah protes, kamu mau saya suruh membersihkan semua ruang di sekolah ini?" Pak Kus menatap tajam Risa.

"Ampun pak, saya terima hukuman baca buku ini." Risa pasrah, daripada ia harus membersihkan kamar mandi.

Risa meninggalkan ruang Guru dan kembali ke kelasnya. Rindi menoleh melihat kepergian Risa. Gadis itu tersenyum.

Andai saja gue bisa seperti lo, tidak takut mengatakan apapun, bisa terbuka dengan siapapun, sayangnya itu semua mustahil. Rindi menghela napas berat.

🍃🍃

Bel pulang berbunyi, para murid berhamburan keluar kelas. Risa tetap bertahan di kursinya, ia meletakkan kepalanya di meja. Vanya yang sejak tadi merapikan perlengkapan sekolahnya, kini menghadap ke sahabatnya itu.

"Lo kenapa sih?" Vanya memegang dahi Risa.

"Enggak sakit tuh, apa lo kesambet ya?" Vanya tampak berfikir keras.

My Cool Enemy (END)Where stories live. Discover now