32. Pernikahan Kilat

2.6K 143 23
                                    


🍃🍃

Seorang wanita berumur 25 tahunan sedang memoles make up di wajah Risa. Hari ini pernikahan kilat Risa dan Revan. Pernikahan diadakan di rumah Risa. Tak banyak undangan yang hadir. Hanya keluarga dekat saja dari keduanya. Tidak ada satupun teman sekolah mereka yang tahu pernikahan ini. Risa melirik ke arah Revan, laki-laki itu berada diruangan sama dengannya, sedang di berikan make up tipis pada wajah tampannya. Pandangan Revan terus mengarah pada handphone ditangannya. Risa baru saja ingat hari ini Rindi, Arsen dan Louren mengikuti olimpiade. Sementara Risa dan Revan, hari ini akan mengucapkan janji suci pernikahan.

"Oke, sudah cantik," ucap wanita yang merias Risa.

"Pengantin cowoknya juga udah siap, ganteng ih, satunya ganteng satunya cantik," ucap wanita yang merias wajah Revan.

Risa dan Revan saling memandang, Risa tidak tahu harus bahagia atau sedih. Pernikahan ini terlalu mendadak dan begitu sulit untuk mempercayainya bahwa ini nyata.

Revan sudah berada di ruangan dengan ayah Risa dan beberapa anggota keluarga lainnya. Rani, Regina dan Nadia begitu tampak bahagia. Risa mengulas senyum singkat, bukankah ia harus bahagia juga?

Pengucapan ijab qobul berjalan sangat lancar. Semua orang tampak lega dan senang. Risa di tuntun untuk bertemu dengan Revan. Debaran di dadanya mendadak muncul, melihat cowok didepannya. Kalau kemarin cowok itu masih musuh bebuyutannya, sekarang sah menjadi suaminya.

Aneh, hidup memang aneh bukan? Kita bahkan tak pernah tahu kemana takdir akan membawanya. Bahkan Revan bukanlah seseorang yang selalu ia sebut dalam doanya untuk menjadi jodohnya. Dua tahun lalu sampai kemarin, Risa masih menganggap Revan sebagai musuhnya, dan hari ini ia harus menganggap Revan sebagai suaminya. Hidup memang seperti itu. Kadang tidak bisa kita mengerti sama sekali.

Risa dan Revan duduk bersanding di kursi yang sudah dipersipkan untuk resepsi. Setelah acara makan, mereka harus berdiri menyalami tamu yang hadir. Rasanya sangat melelahkan berdiri dengan make up dan baju yang tidak biasa mereka pakai. Acara berlangsung cepat karena memang hanya keluarga dekat saja yang hadir. Beberapa kali Risa mendengar ibunya di berondong pertanyaan oleh sanak keluarga, mereka bertanya kenapa Risa menikah di usia masih sekolah, dan ibunya segera menjawab karena perjodohan. Tentu untuk menghindari anggapan miring, married by accident. Mereka menikah memang karena sebuah insiden kecil, namun bukan insiden yang menyebabkan Risa hamil duluan.

Acara selesai. Risa bernapas lega. Ia melepas semua yang menempel di tubuhnya. Rasanya ingin segera pakai kaos dan celana pendek. Setelah bersih-bersih selesai keluarga Risa dan keluarga Revan berkumpul. Tentu saja mereka memberikan wejangan-wejangan pernikahan untuk pengantin baru. Risa dan Revan hanya bisa tersenyum dan mengangguk.

"Ris, ibu mau bicara berdua." Regina mengajak Risa menuju kamarnya.

"Duduk Ris!" Regina menyuruh Risa duduk di sebelahnya.

"Ya ampun, anak ibu udah dewasa, udah jadi istri." Regina memeluk Risa dari samping.

"Apaan sih bu, ini Risa juga masih terkejut, berharap ini mimpi," ucap Risa dengan tersenyum.

"Hush, gak boleh ngomong kayak gitu. Dengerin ibu ya, kamu harus belajar mencintai Revan, jadi istri yang baik, melayaninya dengan sepenuh hati, hormat dan patuh sama suami." Regina menekankan beberapa poin yang ia bicarakan. Mendengar kata 'melayani' membuat Risa merinding.

"Kamu dengar gak Ris?" tanya Regina karena Risa hanya diam saja.

"Iya dengar bu."

"Kamu beruntung menikah dengan Revan, dia udah ganteng, baik dan banyak lagi sisi positifnya. Kamu harus mengimbangi, jangan bandel lagi." Regina mencubit pipi Risa.

My Cool Enemy (END)Where stories live. Discover now