60. Kembali Sekolah

2.9K 142 59
                                    

🍃🍃

Setelah kejadian itu, papa Rindi dan kelompoknya di bawa ke kepolisian Bogor. Gavin meminta Juned untuk tidak melibatkan Revan dan lainnya karena kondisi mereka yang belum baik, hanya Rindi dan mamanya yang di minta untuk menjadi saksi dalam kasus itu.

Setelah 3 hari di rawat di rumah sakit Bogor, Revan di perbolehkan pulang. Kondisinya sudah membaik, namun tangannya yang patah masih harus di gips. Selama 3 hari di rumah sakit, Risa menemani Revan dan ijin tidak masuk sekolah. Hubungan keduanya semakin baik. Mereka terlihat seperti pasangan suami istri pada umumnya dan tidak lagi harus berpura-pura di depan umum.

"Ibu nginap di sini ya, biar Risa ada temannya buat jaga kamu, Van, " ucap Rani saat mereka sudah sampai di rumah Risa dan Revan.

"Iya Ris, maaf ya ibu gak bisa nemani kalian, ibu harus ke luar kota lagi sama ayah," ucap Regina.

"Iya, gakpapa Ibu Ayah, ada Risa dan ibu Rani," ucap Risa.

"Gak usah bu, ibu pulang aja, ibu istirahat, Revan gakpapa."

"Hm, bilang aja lo mau kangen-kangenan sama Risa, gak mau di ganggu, iya kan?" cetus Gavin.

"Tau aja bang, cenayang?" tanya Revan sambil tertawa.

"Udah ke baca otak lo, beberapa hari kan gak dapat jatah."

"Abang kalau ngomong di filter dulu kek, ih lambenya pengen gue lakban deh, gemes." Risa menarik telinga Gavin.

"Aduduuuh, lepasin dek!"

"Iya, yaudah sana pulang," ucap Risa sembari melepaskan tangannya dari telinga Gavin.

"Adek durhaka." Gavin merengut sambil mengusap telinganya. Risa hanya terkekeh geli.

"Ayo pulang Vin, ngoceh terus dari tadi, ibu coret dari KK kalau lama." ibu dan ayah Imran pamit pulang duluan dan berjalan menuju mobil.

"Hadeh, ini emak juga ngeselin," gerutu Gavin.

"Ibu coret beneran lo, ganti sama nama kucing tetangga!" teriak Regina dari kejauhan.

"Iya, ampun ibunda ratu, Gavin meluncur."

"Eh Van, lo masih sakit, gak usah main kasar, ingat Risa lagi hamil, " ucap Gavin kemudian berjalan menuju mobil.

Revan tersenyum, kemudian ia melirik Risa yang berdiri di sampingnya.

"Apa?" tanya Risa.

"Gakpapa sayang, aku haus."

"Eh Ris, Van, ibu pulang aja ya, Nadia gak jadi nginep di rumah temannya. Kasihan dia sendirian di rumah, kalian gakpapa?" kata Ibu Rani setelah selesai dari kamar mandi.

"Gakpapa bu, ibu pulang---"

"Ibu sudah pesan taksi online, kalian istirahat saja."

Risa dan Revan menunggu ibu sampai naik ke dalam taksi. Setelah itu mereka masuk ke dalam rumah.

"Aku ambil minum." Risa menuju dapur mengambil segelas air putih.

Risa berhenti di depan dapur, ia mengamati suaminya yang duduk di sofa depan televisi. Bahagia, lega dan entahlah, perasaan lain yang tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Intinya Risa sangat bahagia. Penantian bodohnya selama ini terbayar sudah. Beberapa hari lalu, saat ia belum menemukan jawaban apapun dari Revan, ia merasa menjadi orang bodoh yang mengharap sesorang yang jelas pasti memilih orang lain. Dan seseorang itu kini memilihnya. Ya, memilihnya dan menjadikannya istri yang sesungguhnya.

"Aku haus, kamu mau berdiri di situ terus, hm?"

Lamunan Risa buyar, ia melihat Revan menatapnya penuh tanya.

My Cool Enemy (END)Where stories live. Discover now