7. Kesialan Risa

2.9K 196 37
                                    

Meskipun kamu menyebalkan, sehari saja tak melihatmu membuatku gusar!

Clarisa Anastasia

🍃🍃

Vanya berjalan mondar-mandir gusar, Sesekali ia melirik jamnya kemudian mondar-mandir lagi di depan gerbang sekolah.

"Sudah jam segini kok belum nyampe sih Risa."

sebelum berangkat tadi, ia memang janjian dengan Risa bertemu di gerbang sekolah. Tak lama kemudian motor sport Revan memasuki sekolah.

"Lah, Revan kok sendirian? Risa kemana?" Vanya mulai khawatir. Vanya hendak mengambil handphone untuk menelepon, tiba-tiba sebuah motor sport berhenti di depannya. Vanya melongo melihat siapa yang turun dari motor itu.

"Makasih ya udah nebengin." Risa tersenyum.

"Iya, sama-sama Ris, gue langsung ke parkiran ya?"

Di balas anggukan oleh Risa, cowok itu langsung melajukan motornya. Risa menghampiri Vanya yang masih melongo belum tersadar.

"Heh, lo kenapa?" Risa menepuk pundak Vanya.

"Kok lo bisa bareng dia?" tanya Vanya yang sudah tersadar.

"Ketemu di Jalan, udah nanti gue cerita lengkapnya ya, kesel gue."

"Lo tahu dia kan, yang ngantar lo tadi?" tanya Vanya sembari mereka berjalan menuju kelas.

"Hehe, gak hafal gue namanya, dia pakai jaket, gue juga gak bisa lihat name tag nya, daripada gue telat kan, untung dia nawarin buat bareng," jelas Risa.

"Ahh, sudah gue duga, dia Arsen anak IPA 1, dia itu pandai, sering ikut olimpiade, ganteng lagi, ishh lo beruntung Ris," gerutu Vanya yang tidak ditanggapi oleh Risa.

Entahlah, Risa beruntung atau sial. Masih pagi mood Risa sudah sangat tidak baik karena ulah Revan.

🍃🍃


"Nya, gue ke toilet dulu ya." Risa ingin ke toilet setelah bel istirahat pertama berbunyi.

"Gue gak ikut ya, ada perlu sama ketua kelas," balas Vanya.

Risa mengangguk dan segera menuju toilet. Sayangnya kedua toilet sedang penuh. Entahlah kenapa pada kebelet hari ini. Risa kemudian berjalan ke belakang sekolah, ada satu toilet di sana. Memang jarang dipakai, selain lokasinya jauh juga jarang ada orang ke belakang sekolah. Beredar rumor horor di sana, sehingga murid maupun guru enggan menuju belakang sekolah. Risa buru-buru menuju belakang sekolah, langkahnya terhenti ketika melihat dua murid sedang duduk di kursi halaman belakang. Risa mengenal murid itu, salah satunya Revan dan satunya gadis yang kemarin Revan temui juga sehabis pulang sekolah. Risa ingat gadis itu memang anak IPA 1 tapi ia lupa namanya. Risa berhenti dan memperhatikan keduanya dari jauh.

"Sini tangan lo!" Revan memegang tangan gadis disampingnya. Tangan gadis itu merah seperti habis di dicengkeram sangat kuat. Gadis itu merintih kesakitan saat Revan memberikan obat oles padanya.

"Masih sakit?" tanya Revan dan di balas  anggukan oleh gadis itu.

"Jangan khawatir, besok udah gak sakit lagi." Revan menutup luka gadis itu dengan perban, ia tersenyum dan mengusap kepala gadis itu. Gadis itu membalas senyuman Revan.

Cih, sok lembut banget, uhh, kenapa dada gue nyeri, masa beneran sakit jantung, batin Risa. Ia buru-buru ke masuk ke toilet, tidak peduli rumor horor yang beredar. Sebenarnya Risa takut dengan hantu, hanya saja keadaan membuatnya harus berani masuk toilet itu, lagipula hari masih siang.

My Cool Enemy (END)Där berättelser lever. Upptäck nu