29. Kepo

1.9K 148 30
                                    

🍃🍃

Risa berjalan gontai menuju taman terdekat, ia baru saja keluar dari bus. Keadaan bus yang ramai membuatnya harus berdiri sepanjang perjalanan. Risa duduk di salah satu kursi taman, ia menunduk melihat handphone nya.

Risa memijat pelipisnya pelan, ia mengingat kejadian-kejadian yang ia alami dua minggu terakhir. Nasib yang tiba-tiba membawanya untuk selalu bertemu Revan dengan tinggal di rumahnya. Rasa penasarannya pada Rindi yang belum terjawab sampai sekarang. Kedekatannya dengan Arsen yang berujung pada gosip bahwa mereka pacaran. Kemudian sekarang ia harus berurusan dengan badboy SMA sebelah, Alfa. Karena ulah Alfa pula ia harus mendapatkan tatapan sinis murid-murid di sekolahnya. Entahlah, karena Risa memang cuek, ia sama sekali tidak peduli dengan omongan yang menyudutkannya. Bersedih? Sedikit. Menangis? Air matanya terlalu berharga untuk ia keluarkan.

Tuk

Risa yang masih menunduk melihat kaleng susu beruang diletakkan seseorang di meja depannya. Risa mendongak melihat siapa orang itu. Ia melihat Revan sedang duduk di depannya dan meminum teh botol. Cowok itu menatap tajam ke arah Risa.

"Buat gue?" Risa memegang susu beruang yang masih dingin itu.

"Hm."

"Makasih." Risa tersenyum riang.

"Lo lagi ada masalah masih aja cengengesan."

Risa meminum susu beruangnya, "Emang gue harus gimana? Mengurung di kamar sambil nangis bombay gitu?"

"Entahlah, gue gak tau gimana cewek sedih." Revan tersenyum singkat.

"Masalah itu di hadapi, dicari solusi, bukan untuk terus-terusan di tangisi, gue sih ogah ngeluarin air mata gue yang berharga."

"Lo emang aneh sih, gak kaya cewek."

"Kalau lo kesini cuma mau ngatain, pergi sana lo, sebelum gue bikin babak belur." Risa mendengus kesal.

"Takut nih." Revan tertawa. Risa semakin kesal. Ia melempar kaleng susu beruang ke arah Revan, yang langsung sigap menghindarinya.

"Jangan buang sembarang woe!" Revan sedikit berteriak.

"Bodo amat, kesel gue," Risa mengambil kaleng susu beruang yang tadi di lemparnya dan membuang ke tempat sampah.

"Lalu solusi lo apa?" tanya Revan.

Risa mengangkat bahu, "belum terpikirkan."

"Ck.. Lo.. beneran dari rumah Alfa kemarin?" Revan kali ini serius, ia menatap intens pada Risa.

"Lo kepo?" Risa tertawa.

"Gue serius Clarisa Anastasia!"

Tawa Risa berhenti. Ia melihat Revan yang menatapnya marah. Revan sangat serius sekarang.

"Oh, iya, gue dari rumahnya." Risa memelankan suaranya.

Ia melihat Revan menahan amarahnya, "Ngapain?"

Dia kenapa sih? Harus semarah itu? batin Risa.

"Gak ngapa-ngapain." Risa melihat Revan menatapnya lebih menakutkan dari sebelumnya.

"Yang jelas kalau ngomong!"

Risa menelan ludahnya, "Haaaah, oke, gue perjelas."

"Jadi gini, kemarin itu gue ketemu Alfa, dia chat gue minta ketemu, kalau gue gak mau, dia ngancam bikin ricuh di sekolah. Pas gue ketemu Alfa, kita hampir berantem, sayangnya perut gue sakit dan gue pingsan. Terus dia bawa gue ke rumahnya."

My Cool Enemy (END)Where stories live. Discover now