52. Apartemen Kevin

2.1K 144 40
                                    

🍃🍃

Sepanjang film di putar, Risa menunduk sambil mendengarkan lagu. Ia tak berani mengangkat wajahnya. Risa melirik ke samping kanannya, Revan menonton film dengan tenang tanpa perubahan gerakan apapun.

Timbul rasa penasaran, Risa mencoba mengangkat wajahnya untuk melihat layar besar di depan. Adegan di layar yang terpampang adalah seorang wanita tengah berdiri dan meoleh ke belakang, kemudian muncul makhluk berambut panjang penuh darah dengan kepala hampir putus. Risa menutup matanya dan menenggelamkan wajahnya pada lengan suaminya. Revan terkejut, ia menoleh ke kiri.

"Udah tau takut masih aja lihat!" ucap Revan.

"Gak sengaja." Risa masih setia menenggelamkan wajahnya di lengan Revan.

"Pengen di peluk bilang aja!" Revan terkekeh geli.

"Apaan sih." Risa mengangkat wajahnya dan memukul lengan suaminya itu.

Risa menutup matanya kemudian menunduk lagi. Revan gemas sekali degan istrinya itu, tapi ia tidak bisa berbuat apapun. Revan melirik ke kanan. Ia melihat pasangan kekasih disampingnya sedang bermesraan dengan pegangan tangan dan Vanya yang menyenderkan kepalanya di bahu Deo. Revan menghela napas panjang, kapan ia dan Risa bisa terbuka dengan hubungan mereka? Revan melirik Risa dan mengusap rambutnya, membuat Risa mendongak menatap Revan.

"Kenapa?"

"Gakpapa." Revan tersenyum dan kembali melihat film.

Risa mengerucutkan bibirnya kemudian kembali menunduk. Entah kenapa Risa merinding mengingat adegan di film tadi. Ia merasa ada sesuatu di belakangnya. Risa menelan ludahnya kasar. Jantungnya berpacu cepat dan terasa melonjak saat ia merasakan sesuatu menyentuh pundaknya.

"Revaan takut." Risa memeluk suaminya dari samping. Teriakan Risa cukup keras membuat kelima sahabatnya menoleh padanya, termasuk Revan.

"Anjir, kalian pelukan?" tanya Deo ternganga.

"Pemandangan langka." Daffa ikut ternganga. Sementara Vanya dan Kevin terkekeh geli.

Risa segera melepaskan pelukannya dan menjauh, "Reflek, gue kaget, sorry."

Risa malu dan Revan hanya diam.

"Nya, sini ku peluk." Deo merentangkan tangannya hendak memeluk Vanya.

"Jangan macem-macem, tendang nih!" Vanya menyilangkan tangannya di dada.

Risa, Revan, Kevin dan Daffa tertawa pelan melihat kekonyolan pasangan baru itu.

"Hust, jangan berisik, ini bioskop," ucap Kevin.

Semua terdiam dan kembali fokus ke depan. Deo mengumpat tidak jadi memeluk Vanya, membuat gadis itu terkekeh geli.

Film selesai, Risa bernapas lega. Seumur-umur baru kali ini Risa menonton film horor di Bioskop, bukan menonton lebih tepatnya, karena sepanjang film di putar Risa lebih banyak menunduk.

"Udah jam segini, jadi karaokean?" tanya Kevin.

"Anjir lo berdua, jiwa kejombloan gue meronta." Daffa melihat dua pasangan yang biasanya bertengkar kini bermesraan.

"Makanya lo cari pacar sana Daff, tangan lo udah lama nganggur tuh, biar ada yang gandeng." Deo tertawa.

"Biasanya juga lo kali De yang gandeng, sombong amat udah punya cewek," ucap Kevin.

"Bener Kev, anak durhaka emang!"

Deo menghampiri ketiga sahabatnya dan memeluk mereka erat.

"Heh, lo gila apa?" ucap Daffa.

My Cool Enemy (END)Where stories live. Discover now