13. Perubahan Revan

2.8K 175 30
                                    

Jantungku berdebar lebih kencang ketika bersamamu

Revano&Clarisa

🍃🍃

"Lo yakin gue antar sampai sini saja?"

"Iya, gakpapa kok, gue sekalian olahraga sore." Risa tersenyum.

Arsen berpamitan dan melajukan motornya menjauh. Risa tidak ingin tahu kalau saat ini ia tinggal di rumah Revan, cukup sampai jalan utama Arsen mengantarnya pulang. Risa berjalan menuju Endomaret, ia ingin membeli sesuatu sebelum pulang. Saat hendak membuka pintu, tiba-tiba tangannya di tarik seseorang. Risa kaget dan melihat Revan sedang menariknya ke taman terdekat.

"Es batu, lo ngapain tarik-tarik gue?"
Risa mengikuti langkah Revan tanpa melawan.

Revan berhenti di sebuah taman, ia berbalik dan melepas tangan Risa. Tatapannya yang tajam menguasi manik Risa.

"Gue udah bilang kan, gue mau ngomong sama lo." Ekspresinya masih sama, datar dan dingin.

"Ngomong kan bisa di rumah."

"Gak, gue mau ngomong di sini."

Risa memperhatikan Revan, lalu timbul niat untuk menjahili cowok di depannya ini.

"Oh, jadi lo nunggu gue pulang ya? es batu nungguin gue?" Risa tertawa mengejek.

"Bisa diam gak!" Revan berusaha menahan emosinya.

"Enggak tuh, gue suka bikin lo kesal." Risa masih tertawa.

"Lo gak diam, gue cium!" Revan tersenyum smirk.

"Lo tadi ngomong apa? Hiiih emang lo berani apa, orang lo udah punya---"

Revan menarik tangan Risa dan menempelkan bibirnya pada bibir Risa. Hanya kecupan biasa tapi sukses membuat Risa membulatkan matanya, jantungnya bahkan berdetak sangat kencang. Beberapa detik kemudian Risa dan Revan melepaskan tautan bibir mereka dan saling menjauh. Keduanya diam.

Gue ngapain, kenapa malah cium bibirnya, Batin Revan sambil memegang kepalanya.

Es batu cium gue? Cium gue? Astaga, ciuman pertama gue, tidak bisa di percaya, demi apapun juga, dan jantung gue, kenapa berdetak kencang begini? ahh sialan, batin Risa.

Suasana menjadi canggung karena mereka hanya diam, tidak bersuara sepatah katapun.

"Hmm, gue kan udah bilang mau ngomong serius, lo malah bercanda, jadi gue... " Revan berusaha memecahkan keheningan di antara mereka, namun ia berhenti bicara karena mengingat kejadian tadi.

"Bodo amat, lo udah gila apa, ini tempat umum, untung sepi." Risa mendengus kesal.

"Emang kita ngapain marmut? cuma gitu doang." Revan memelankan suaranya.

Risa menatap tajam ke arah Revan, "Lo bilang gitu doang? Itu.. Itu ciuman pertama gue, ih kesel gue sama lo."

"Hah? Pertama?" Revan tertawa keras.

"Terserah lo deh." Risa memalingkan muka.

"Ehem.. Gue mau ngomong serius sama lo."

Risa mengerutkan keningnya, "Apa lagi?"

"Gue.. mau minta maaf soal yang kemarin, gue marah-marah ke lo." Revan berbicara pelan.

What? Es batu minta maaf lagi? Bukan seperti dia biasanya, batin Risa

"Lo lagi kerasukan apa sih? Tumbenan minta maaf, tapi bagus deh lo ngerti kalau lo salah." Risa tersenyum singkat.

"Kerasukan setan tampan," jawab Revan asal.

My Cool Enemy (END)Where stories live. Discover now