70. Hilang?

1.8K 110 166
                                    

🍃🍃

"Ris.."

"Ris.."

Revan mengamati istrinya, sudah dipanggilnya beberapa kali tapi tak ada jawaban. Risa memperhatikan televisi didepannya, tapi Revan yakin pikirannya sedang melalang buana entah kemana.

Sebuah ide gila muncul di otak Revan. Entahlah akhir-akhir ini ia suka sekali mengerjai dan menggoda istrinya itu. Semenjak hamil, Risa terlihat lebih cantik dan manis di mata Revan. Ia ambil kain putih untuk menutupi tubuhnya, lalu mengambil wig Nadia yang ketinggalan, ia pakai untuk menutupi mukanya.

Revan mengendap-endap mendekati Risa. Dan benar saja, Risa tak menyadari kehadirannya. Ia duduk di sebelah Risa dan berniat mengagetkannya.

Revan mendekati Risa dan mengendus Risa dengan rambut yang menutupi hidungnya. Mau nakutin tapi kenapa mengendus kayak anak anjing sih, Van!

Lamunan Risa buyar, ia risih dengan sesuatu yang menyentuh kulit tangannya. Ia menoleh dan,

"Aaaahhhhh setaaaannn... " tanpa sadar Risa menendang muka Revan dan membuat suaminya itu terpental jatuh dari sofa. Risa mengambil bantal di sofa dan melemparkannya pada Revan.

"Aduuuh, Ris ini suamimu!" teriak Revan. Ia segera menyingkirkan rambut yang ada di mukanya dan membuangnya asal.

"Kamu ngapain sih! Aku kaget, Astagfirullah! Untung saja belum aku cekek, Van!" ketus Risa.

Risa menghampiri suaminya dan membantu Revan duduk di sofa.

"Sadis amat ibu hamil satu ini," ucap Revan setelah duduk di sofa.

"Lagian kamu aneh-aneh sih, udah tau aku takut begituan, gimana coba kalau aku terlalu kaget dan auto brojol anak kamu?" Risa mencubit pinggang suaminya dan sukses membuat laki-laki itu melotot karena sakit.

"Kamu bengong sih, aku kan jadi---"

"Hiks.. Hiks.. Hiks.."

Revan kaget melihat istrinya tiba-tiba menangis. Apa bercandanya sudah keterlaluan sampai Risa menangis? Revan mendekat ke arah Risa dan menenangkannya. Ia merasa bersalah.

"Kok  nangis? maaf ya, aku cuma bercanda tadi, udah.. Jangan nangis." Revan membawa kepala Risa menuju dada bidangnya. Ia merasa bersalah, padahal sebelumnya ia janji sebisa mungkin tidak membuat istri tercintanya itu menangis.

"Udah dong nangisnya..." ucap Revan sambil mengelus rambut Risa.

"Hiks.. Hiks.."

"Aku minta maaf ya.." Revan menangkup pipi Risa dan mengusap air mata yang menetes di pipinya.

"Gendong...," rengek Risa.

"Hah?" Revan agak heran, gak biasanya istrinya jadi manja begini.

"Gendong!"

"Yaudah, di gendong kemana?"

"Mau mandi," ucap Risa. Ia sudah berhenti menangis.

"Yaudah, sini ku gendong ke kamar!"

"Kamar mandi, Van!"

Revan cengar-cengir kemudian mengangkat tubuh Risa, ia gendong bridal style menuju kamar mandi.

"Sampe sini aja," ucap Risa setelah sampai di depan pintu kamar mandi. Revan dengan hati-hati menurunkan istrinya.

"Kenapa gak sampe dalam? Aku mandiin sekalian?" Revan menaik turunkan kedua alisnya.

"Ogah! Gak kelar-kelar nanti mandinya! Kamu udah mandi kan? Siap-siap, kan mau ke dokter sekalian ajak Sarga jalan-jalan."

"Yaudah aku ganti baju dulu."

My Cool Enemy (END)Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα