38. Kagum

2.1K 158 14
                                    

Hai...
Apa kabar?..

Oh iyaa, chapter sebelumnya Revan di uji banget imannya. Tapi tenang aja,  Revan masih kuat kok, hehe..

Jangan lupa vote dan comment ya ka.. Selamat membaca..

🍃🍃

Risa membuka matanya perlahan, tubuhnya seakan enggan untuk di gerakkan. Tubuhnya sakit semua, rasanya seperti remuk. Risa meringis saat mencoba untuk duduk, ia menoleh ke kiri, Revan sudah tidak ada di sampingnya. Laki-laki itu sepertinya sedang mandi karena terdengar suara gemercik air.

Revan keluar kamar mandi sudah dengan seragam sekolahnya. Ia menatap Risa yang sedang berusaha untuk beranjak dari kasur.

"Lo mau ngapain?" Revan menghampiri Risa.

"Mandi, dari semalam kan belum mandi."

"Duduk! gak usah berdiri. Badan lo masih sakit."

"Tapi---"

"Ris." Revan menatap tajam ke arah gadis di depannya. Risa tahu arti tatapan itu.

"Oke, gue duduk aja." Risa membenarkan posisi duduknya.

"Gue buatin surat ijin, lo gak usah masuk sekolah." Revan menyisir rambutnya dan membenarkan seragamnya.

"Van, lo kok tau gue disana tadi malam?"

"Gue kebetulan lewat."

"Benarkah?"

Revan menoleh menatap Risa, "Kenapa?"

"Oh gakpapa." Risa masih penasaran, namun ia memilih diam.

"Satu lagi, jangan temui Alfa, harusnya lo tau dia itu berbahaya."

"Iya, dia juga janji kok, gak akan bikin ricuh di sekolah."

"Hm."

Revan belum bisa mengatakan bagaimana ia bisa tahu keberadaan Risa tadi malam. Sehari sebelum kejadian itu, saat Risa sedang mandi, Revan sengaja mengambil handphone Risa dan mengeceknya. Ia melihat chat masuk yang tenyata adalah Alfa. Risa bahkan berbohong dengan mengatakan bahwa hari itu ia janjian pergi dengan Vanya. Untung saja sebelumnya Revan sudah memasang aplikasi pelacak melalui GPS yang di hubungkan ke handphone Risa. Revan dengan mudah menemukan keberadaan Risa. Entahlah, saat itu insting Revan mengatakan ia harus mengikuti istrinya itu.

Revan keluar kamar, kemudian kembali lagi dengan semangkok bubur yang sudah dibuatnya tadi. Ia menyerahkan bubur kepada Risa.

"Makan! lo bisa obatin luka sendiri kan? Gue pulang telat. Gue mau ketemu Rindi."

"Ya, oke."

Risa tersenyum kaku. Entah kenapa hatinya sedikit sesak mendengar perkataan Revan barusan. Apa Risa cemburu? Entahlah, yang jelas kini ia merasa sedih saat dirinya sakit Revan lebih memilih menemui pacarnya itu. Tapi berhak apa dirinya? Toh gadis yang di sukai Revan itu Rindi bukan dirinya. Risa tidak bisa melarang Revan ataupun meminta Revan tetap di sisinya. Memang siapa dirinya? Istri? Ya, mungkin hanya sekedar tulisan istri di atas kertas buku nikah, bukan istri yang sesungguhnya. Risa menghela napas berat. Tubuhnya sakit, hatinya sakit, benar-benar paket komplit.

🍃🍃

Risa tidak tahan, tubuhnya sangat lengket. Ini membuatnya tidak nyaman. Dengan terpaksa ia mengambil air hangat, melepas pakaiannya dengan hati-hati dan mandi kilat. Ia berganti dengan atasan kemeja dan celana panjang. Risa bosan di dalam kamar terus, akhirnya ia memilih untuk menyalakan televisi di ruang keluarga.

My Cool Enemy (END)Where stories live. Discover now