26. Perut

2.3K 147 25
                                    


🍃🍃

Risa membuka matanya perlahan. Ia duduk dan mengucek kedua matanya, lalu ia memandang sekitar. Tempat asing, dimana ia sekarang? Kamar siapa?

"Udah bangun lo?" Risa melihat seorang cowok masuk ke ruangannya. Ia mengenal jelas, cowok itu Alfa.

"Dimana ini?" tanya Risa kebingungan.

"Rumah gue." Alfa duduk di kursi dengan posisi menghadap bagian sandarannya.

"Hah? Lo nyulik gue?" Risa merinding.

Alfa memutar bola matanya malas, "Unfaedah banget nyulik lo."

"Kenapa gue bisa di rumah lo? Lo ngapa-ngapain gue ya?"

"Gue gak doyan sama lo!" Alfa tersenyum mengejek.

Risa mendengus kesal. Seingatnya, ia bertemu dengan Alfa, mereka hampir saja berkelahi tapi tiba-tiba perutnya sakit dan setelah itu ia tidak ingat apa-apa.

"Gue pingsan?" tanya Risa.

"Ck, nyusahin banget lo."

"Ngapain juga lo tolong?"

"Gue kira lo mati, mau gue buang ke sungai, sialnya ternyata lo masih hidup." Alfa masih menatap gadis di depannya.

Risa mendengus kesal, namun ia tau cowok di depannya ini punya sisi baik dalam hatinya. Alfa berdiri dan hendak keluar kamar.

"Makasih ya, udah nolongin."

Alfa berhenti, "Gue gak nolongin, gak usah berterima kasih."

"Lo emang nolongin gue kok."

"Terserah lo." Alfa sampai di pintu kamar, perkataan Risa berikutnya menghentikan langkahnya lagi.

"Gue yakin lo orang baik." Risa tersenyum.

Alfa tersenyum miris, "Jangan gampang ngomong baik, padahal baru kenal, baik sekali belum tentu baik seterusnya, jadi cewek jangan bego-bego banget."

"Jadi habis nolongin lo mau jahatin gue?"

Alfa membalikkan tubuhnya, ia menatap tajam ke arah Risa, kemudian tersenyum smirk, "Tergantung mood."

"Yaudah jahatin aja," jawab Risa dengan santainya. Ia sebenarnya hanya ingin bercanda dengan cowok di depannya.

Alfa melotot, "Dasar cewek bego!"
Alfa berbalik dan melangkah keluar.

"Den Alfa, ini buburnya," ucap bibik Munah, PRT di rumah Alfa.

"Kasih ke dia aja bik, sekalian temenin." Alfa melangkah pergi. bibik Munah mengangguk.

Sementara Risa dari tadi tertawa, ia yakin Alfa tak semenakutkan itu. Ada sisi baik dalam dirinya yang mungkin orang lain tidak tahu.

"Non, ketawa sendiri?"

"Eh gak kok bik."

"Ini buburnya di makan ya, teh hangat nya juga, biar cepat pulih." Bik Munah duduk di samping Risa, "Bibik disuruh nemenin non Risa."

"Makasih ya bik." Risa memakan buburnya. Fix, Alfa orang baik, batin Risa.

"Bik, aku boleh nanya?" Bibik mengangguk.

"Di rumah ini tinggal siapa saja?"

"Den Alfa, tuan, sama saya Non."

Risa mengangguk.

"Nyonya sudah pergi dari rumah ini, tuan dan nyonya tiga tahun lalu bercerai, Den Alfa ikut sama tuan." Raut muka Munah menunjukkan kesedihan.

Risa mengerutkan keningnya, "Boleh nanya lagi bik?" bik Munah mengangguk.

My Cool Enemy (END)Where stories live. Discover now