[Follow Dulu Sebelum Membaca]
"Baiklah, persiapkan diri kalian, dua hari lagi kalian menikah!"
"APA?"
"APA?"
Risa menatap Revan, ia tidak percaya dengan keputusan orang tua Mereka. Menikah? Di usia muda?
******
Revano Iqbal. Bukan ketua Osis. Bukan...
Sudah 3 hari Sarga tinggal bersama Risa dan Revan. Setiap pagi mereka mengantar Sarga ke rumah ibu Rani terlebih dahulu, barulah sepulang sekolah mereka menjemput Sarga. Jika Sarga tidak mau pulang, malam itu dia akan tidur di rumah ibu Rani.
Beberapa kali Risa melihat ekspresi Revan menahan emosinya ketika Sarga membuat ruangan menjadi berantakan atau merengek padanya. Dia berusaha untuk tetap sabar di depan anak itu. Hal lumrah jika laki-laki tidak lebih sabar dan telaten dibanding wanita, apalagi berurusan dengan anak kecil. Setidaknya, dengan adanya Sarga, Revan akan belajar banyak hal sebelum anaknya lahir nanti.
Revan merebahkan dirinya di sofa ruang tamu. Ia capek setelah di minta Sarga untuk bermain kejar-kejaran dengannya, sementara anak itu sekarang makan dengan Risa di halaman belakang rumahnya.
Titisan Ketche
Galih Main yok, bosen di rumah. di suruh emak cuci piring mulu!
