66. Marmut Dan Es Batu

1.9K 122 147
                                    

"Mama.. Mama.."

"Sarga.."

Risa dan Revan langsung menuju kamar, mereka melihat Sarga terbangun sambil menangis. Risa naik ke atas kasur, memeluk dan menenangkannya.

"Kamu kenapa? jangan nangis, yok bobok lagi."

"Peyuk papa mama."

"Oke, tapi gak boleh nangis ya, habis itu bobok lagi," ucap Risa. Sarga mengangguk.

"Van, sini!"

"Ngapain?" tanya Revan yang duduk di meja belajar.

"Peluk Sarga biar bobok lagi."

Revan menghela napas pelan, kemudian berjalan ke kasur. Revan berbaring di kanan dan Risa di kiri Sarga.

"Ayo anak baik bobok lagi, udah di peluk nih," ucap Risa lembut.

Sarga memejamkan matanya dan tertidur lagi. Risa mengusap lembut rambut Sarga.

"Besok kita ke rumah ibu pagi-pagi. Kita titip Sarga, tadi aku udah chat Nadia. Aku juga minta Nadia membelikan semua kebutuhan Sarga," ucap Revan.

"Benarkah? Ahh kamu perhatian banget deh Van. Padahal tadinya kamu jutek banget pas baru ketemu Sarga. Sekarang udah sayang kayaknya." Risa tersenyum.

"Hm."

"Makasih, calon bapak baik!" ucap Risa sumringah sambil mengacak-acak rambut Revan.

Revan langsung memegang tangan Risa, "Aku masih kesal sama kamu lo, Ris!"

"Hah? Soal apa?"

"Tadi sore pas di mobil, aku belum selesai," jawab Revan.

"Oh, itu.. hahaha." Risa memalingkan muka.

"Udah malam, tidur aja yuk, Van," ucap Risa mengalihkan pembicaraan.

"Kamu udah ngantuk?"

Risa mengangguk. Ia memang sudah mengantuk, rasanya ingin segera tidur, lagipula besok juga masuk sekolah.

Revan melepas tangan Risa, ia kemudian mengelus lembut rambut istrinya itu.

"Yaudah tidur! Besok kasurnya dipepetin tembok aja ya? Biar Sarga tidurnya dekat tembok, jadi aku bisa meluk kamu pas tidur," ucap Revan.

"Ah, iya." Risa sudah setengah tertidur, kemudian terlelap.

"Hah, cepat banget tidurnya." Revan mendekati Risa dan mengecup lembut keningnya.

Revan mengamati istrinya saat tidur, "Kamu selalu peduli dengan apapun, Ris. Tetap sama seperti dulu. Asal kamu tau, aku sudah kagum sama kamu sejak kejadian itu."

****

Flashback 2 tahun yang lalu.

Sepulang sekolah, Revan pergi ke tempat fotokopi yang berada di jalan belakang sekolahnya. Ia memilih untuk jalan kaki karena letak fotokopi yang tidak jauh. Sementara Deo, Daffa dan Kevin menunggu di kelas. Mereka mengerjakan tugas kelompok yang harus di kumpulkan besok.

Saat dijalan, ia melihat seorang gadis yang berjongkok di depan selokan. Dia tampak kesulitan mengambil sesuatu dari selokan yang memang cukup dalam dan lebar. Revan kenal dengan gadis itu. Ia segera menghampirinya.

"Ngapain lo?"

"Eh..."

Bruuuuukkk...

"Aduuuuh."

Gadis itu kaget dan jatuh ke dalam selokan, untung saja air di dalam selokan hanya sedikit, namun keadaan tanah yang becek membuat gadis itu terkena tanah becek di beberapa bagian tubuhnya. Gadis itu mendongak dan melihat seorang cowok yang di kenalnya. Bukannya simpati cowok itu justru menahan tawanya.

My Cool Enemy (END)Where stories live. Discover now