23. Kembali ke Rutinitas

2.1K 151 33
                                    

🍃🍃

"Ris."

Risa berhenti, kemudian ia menoleh, baru kali ini Revan memanggilnya dengan benar.

"Iya?" Risa memperhatikan mimik muka Revan, cowok itu menatapnya dengan sangat serius.

Revan menghela napas panjang, ia mulai menata debaran di dadanya.

"Lo jangan... Jatuh cinta sama gue!"

Aku tak bisa memiliki
Menjaga cintamu
Walau sesungguhnya hatiku
Mencintaimu, memilikimu

Aku tak ingin kau terluka
Mencintai aku
Hapuslah air matamu dan lupakan aku

Sungguh
Di batas asaku
Hanya ingin kau bahagia
Jalani hidupmu

Aku kan slalu mencoba
Berikan yang terbaik untuk kau miliki
Tapi maafkanlah aku
(Dygta, tak bisa memiliki)

Risa terdiam. Alunan lagu yang terdengar di sepanjang koridor seakan mewakili situasi yang terjadi. Risa memperhatikan raut muka Revan, cowok itu serius dengan ucapannya. Risa tersenyum dan mengangguk,

"Lo juga.... jangan jatuh cinta sama gue!"

Risa berbalik, berjalan kembali dan memasuki kamar. Ia menutup kasar pintu kamar hotelnya. Ia sandarkan tubuhnya di pintu. Dadanya terasa sesak, tak terasa air matanya menetes,

"Lo kenapa sih Ris, bukannya ini yang lo pengen. Lo gak pernah mau dekat dengan musuh lo. Lo ingat kan apa yang lo bilang dulu, kenapa jadi cengeng?" Risa berbicara pada dirinya sendiri, ia mengusap air matanya. Ia tidak mengerti kenapa air matanya tidak mau berhenti menetes. Risa menghela napas panjang, kemudian ia beranjak ke kamar mandi.

Risa membaringkan tubuhnya di kasur, kini ia merasa lebih baik.

"Ayo Ris, jangan baper, jangan cengeng, lo kan kuat, lo harus fokus belajar," Monolog Risa.

Tak lama kemudian Nadia mengetuk pintu. Risa menyambut Nadia dengan riang, ia sudah bisa mengendalikan dirinya dan bersikap seperti biasanya.

Malam ini mereka tidak pergi kemana-mana, Risa dan Nadia lebih memilih untuk di kamar hotel dan memesan makanan yang ada di hotel.

🍃🍃

Keesokan paginya, mereka disibukkan dengan mengemasi koper, pukul 10.00 WIB mereka harus sudah berada di bandara. Rencana awal, Rani ingin memesankan tiket pulang senin sore, namun karena habis, jadilah senin pagi mereka pulang.

"Ayok Ris, kita check out, gue juga udah pesen taksi online."

"Oke, kak."

Mereka keluar kamar dan menuju resepsionis. Revan sudah berdiri di dekat meja resepsionis, ia menatap Risa begitu pula sebaliknya. Risa hanya menatap Revan datar, tentu saja ada perasaan tidak enak di hati Risa, namun ia harus bisa menghilangkannya, ia harus bersikap seperti biasanya.

"Lama banget," gerutu Revan.

"Cewek kan dandan dulu kali Van," ucap Nadia.

"Dih, lo nya aja yang kepagian," ucap Risa tanpa memandang Revan.

"Jelas! Gue kan menghargai waktu."

"Siapa?" tanya Risa.

"Gue lah," jawab Revan.

"Yang nanya!" Risa berusaha menampilkan ekspresi datar, sebenarnya ia sedang menahan tawanya.

My Cool Enemy (END)Where stories live. Discover now