"Jangan salah, gini-gini suamimu pekerja keras. Semua yang di tabungan buat siapa lagi, kalau bukan buat kamu dan dia." Revan mendekati Risa dan mengusap perut Risa yang mulai membesar.

Risa menatap Revan selagi suaminya itu mengelus perutnya. Sampai saat inipun, Risa masih tidak menyangka, Revan yang di kenalnya dulu begitu angkuh, dingin, cuek, dan selalu mengajaknya berkelahi, sekarang berubah menjadi sosok yang lembut, hangat, dan penuh perhatian. Walaupun masih sering membuat Risa kesal, setidaknya ia bisa menjadi suami dan calon bapak yang bertanggung jawab.

Semenjak menikah, Revan berusaha agar tidak bergantung pada orang tua. Dia bekerja sama dengan Nadia menjadi model endorse produk-produk supplier yang di kenal ibunya. Untung saja kakak adik ini memiliki wajah rupawan, sehingga mudah mendapatkan follower di akun sosial media nya.

"Makasih ya calon bapak, uluh uluh gemes banget." Risa mencium pipi Revan sekilas.

"Kok ciumnya di pipi?" protes Revan.

"Emangnya kenapa? udah gak usah di bahas deh, kapan berangkatnya?"

"Yaudah, ayok berangkat!" ajak Revan.

"Naik apa?" tanya Risa.

"Sampan!" jawab Revan asal.

"Kenapa gak naik kuda aja sekalian?"

"Naik kudanya nanti malam, sayang." Revan tersenyum smirk.

Risa malas menanggapi, ia tahu arah pembicaraan Revan selanjutnya.

"Jawab yang bener dong, ngeselin banget."

"Yaudah, naik kamu aja."

"Revaaaan jeleeeeeek!" Risa berteriak pada suaminya.

🍃🍃

Risa dan Revan memutuskan untuk jalan-jalan ke mall. Risa ingin membeli buku dan beberapa keperluan rumahnya. Mereka ke mall naik mobilnya Gavin, bukan naik sampan apalagi kuda. Pagi tadi Gavin ke rumah mengantar mobilnya dan pulang naik motor Revan.

"Mau ke toko buku dulu?" tanya Revan.

"Boleh."

Revan berjalan beriringan dengan Risa, sedari tadi tangan mereka enggan untuk terlepas. Di toko buku, Risa membeli beberapa buku tentang cara mengasuh bayi bagi pemula dan buku parenting. Risa harus lebih banyak membaca dan bertanya. Di usianya yang sekarang, memang terlalu muda untuk melahirkan dan membesarkan anak.  Namun, Risa bertekad memberikan yang terbaik untuk anaknya nanti, ia dan Revan harus banyak belajar, belajar dan belajar terus.

Setelah selesai dari toko buku, mereka berniat untuk istirahat dan makan di food court terdekat.

"Kak, Revan kan?"

Revan dan Risa menoleh, ada 3 anak remaja yang kemungkinan masih kelas 10 atau 11 SMA. Muka mereka berseri-seri saat menatap Revan.

"Hai kak, kami followernya kak Revan. Kami ngefans lo sama kakak. Bahkan kami sering beli produk yang di endorse kakak," ucap salah satu dari mereka.

"Hai juga, salam kenal." Revan tersenyum manis pada mereka.

"Boleh minta foto gak, kak?"

My Cool Enemy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang