79. London

263 22 0
                                    

Senyuman Taeyong terukir ketika melihat sosok gadis yang selalu menjadi penyemangat nya, namun seketika itu juga senyuman Taeyong luntur ketika melihat piyama RS yang Nami kenakan.

"Kamu sakit?" Taeyong.

"Aku merindukan mu....., bunny." Nami.

"N-nami apa kamu sudah mengingat ku?" Taeyong gugup, perasaan nya menjadi tidak karuan dan berharap ada sedikit kebahagiaan dari jawaban Nami.

Nami tersenyum, dia mengangguk beberapa kali lalu memperlihatkan deretan gigi kecilnya.

"Iya, aku sudah mengingat semuanya." Nami.

Taeyong membulatkan mata, dia terkejut dan masih tidak menyangka. Gadis yang begitu dia cintai akhirnya mengingat segalanya tentang kebersamaan mereka.

"N-nami," saking bahagianya Taeyong sampai tidak mampu berkata apapun lagi. Bahkan Taeyong sampai bengong saking terkejutnya.

"Apa kamu bahagia?" Nami tersenyum, dia sangat senang melihat respon Taeyong yang terlihat begitu bahagia.

"Sangat! Aku sangat senang," lirih Taeyong.

"Hahaha apa kamu menangis?" Nami kembali terkekeh, terlihat jelas di dalam ponselnya bahwa mata Taeyong sudah berkaca-kaca.

"Tentu saja, ini air mata bahagia. Aku sangat senang karena tunangan ku sudah kembali mengingat ku," Taeyong.

"Hehe aku juga senang, hmmmm sekaligus malu." Kekeh Nami.

"Kenapa malu?" Taeyong menaikkan alisnya sebelah, karena bingung dengan maksud Nami.

"Sudah lama kita tidak berkomunikasi seperti ini hehe, jujur aku merindukan mu........, Bear, mami, daddy, Yuna, Juki dan teman-teman lainnya." Kekeh Nami.

Taeyong cemberut, dia pikir Nami akan bilang hanya merindukan nya namun ternyata merindukan semua orang.

"Kenapa kamu cemberut?" Ledek Nami.

"Karena aku juga merindukan mu, jadi kapan kamu pulang my queen? Atau mau ku jemput?" Taeyong.

"Entahlah bunny, aku belum lulus. Tidak mungkin aku pindah sekolah lagi," Nami.

"Apanya yang tidak mungkin? Semuanya pasti mungkin terjadi," Taeyong.

"Tidak berubah, kamu tetaplah Taeyong yang selalu pemaksaan." Nami terkekeh, dia senang karena sikap Taeyong tidak berubah sama sekali.

"Aku tidak mungkin berubah, apalagi terhadap mu. Kamu belum menjawab pertanyaan ku, apa kamu sakit?" Taeyong kembali cemas, dia takut terjadi apa-apa pada Nami.

"Aku sempat merasakan sakit yang luar biasa di kepala ku, mungkin itu tanda-tanda ingatan ku akan pulih." Nami.

"Yakin? Tidak ada penyakit lain?" Taeyong kembali bertanya, dia ingin memastikan kesehatan sang pujaan hati.

"Aku baik-baik saja, apa kamu sudah pulang sekolah?" Nami.

"Iya, aku sedang duduk di taman." Taeyong.

"Tumben gak langsung pulang?" Nami.

"Aku menunggu Yuna," Taeyong.

"Yuna?" Nami menaikkan alisnya sebelah, kalau boleh jujur dia sedikit cemburu mengetahui hal itu.

"Iya, apa kamu sudah makan?" Taeyong.

"Juki mana?" Nami mengalihkan pembicaraan, dia masih penasaran dengan alasan Taeyong menunggu Yuna namun dia juga malu bertanya secara langsung.

"Sudah pulang," Taeyong.

Nami mengalihkan pandangannya, pikiran nya mulai tidak karuan. Untuk apa Taeyong menunggu Yuna? Apa jangan-jangan mereka punya hubungan spesial? Sejenak Nami kecewa saat memikirkan nya.

PLEASE DON'T LEAVE ME S3 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang