53. Terciduk

280 28 0
                                    

"Lancang kamu yah!." Bentak Hani.

Nami memegang pipinya lalu menatap Hani tak bergeming, air matanya terjatuh begitu saja.

"BERANI NYA KAMU MEMUKUL ANAKKU!!!!!." Teriak Namjoon.

Hani dan Ara terkejut, Hani semakin panik saat Namjoon berjalan kearah mereka lalu mengecek pipi Nami yang memerah.

"Apa sakit?." Namjoon.

Nami hanya mengangguk lalu mengecup punggung tangan Namjoon. Mata Namjoon berkaca-kaca saat melihat Nami yang seperti mulai kembali seperti dulu, diapun beralih menatap Hani yang terlihat ketakutan.

"A-aku tidak sengaja, i-itu refleks karena aku melihat Nami menampar Ara duluan." Panik Hani.

"Kalau begitu tidak masalah kan kalau aku mengusir kalian karena melihat mu menampar Nami?." Namjoon.

Hani menggeleng dengan cepat lalu berlutut di hadapan Nami dan Namjoon, tangannya terangkat seakan memohon agar di maafkan.

"Maafkan aku Namjoon, aku tidak sengaja menampar Nami tadi." Lirih Hani.

Ara beranjak lalu memaksa Hani untuk berdiri, dia tidak terima Namjoon membela Nami dan membuat mama nya berlutut seperti itu didepan mereka.

"Mama bangun." Ara.

Hani terus menepis tangan Ara yang memegang tubuhnya dan lebih memilih memohon kepada Nami dan Namjoon.

"Ku mohon maafkan perlakuan ku tadi, Nami tolong maafkan mama." Lirih Hani.

"Mama kenapa harus minta maaf, yang salahkan Nami! Dia duluan yang menampar ku." Ara menatap sinis kearah Nami lalu mendekat pada Namjoon.

"Kenapa papa selalu membedakan ku dan Nami? Aku juga anak papa, kenapa papa selalu membelanya? Apa tidak ada sedikitpun tempat untuk ku di hati papa?." Lirih Ara.

Nami memisahkan jarak dekat antara Namjoon dan Ara, Nami berdiri di tengah-tengah mereka lalu menatap Ara dengan sinis.

"Kenapa kamu memanggil papa ku dengan sebutan papa?." Nami.

"Apa maksudmu! Dia papa ku!." Bentak Ara.

Nami tertawa mengejek lalu menggenggam erat tangan Namjoon, Ara yang melihat hal itu semakin kesal karena Nami sudah berani melawan padanya.

"Dia papa ku dan bukan papa mu." Nami.

"YAK!!!!! DIA PAPA KU!!!!." Ara.

"Kecilkan suara mu, aku tidak tuli seperti mu." Nami.

"Beraninya! Papa lihatlah Nami terus menyudutkan ku, apa papa akan terus membela tindakan jahatnya?." Lirih Ara.

Namjoon hanya diam, dia terus memperhatikan Nami. Entah mengapa dia merasa gadis lugunya berubah hanya dalam 1 malam saja.

"Lihatlah papa ku tidak menjawab pertanyaan konyol mu, ingat ini baik-baik! Dia papa ku." Tegas Nami.

Hani beranjak lalu menatap sinis kearah Namjoon.

"Kamu lihat sendiri kan bagaimana sikap putri kesayangan mu itu? Apa kamu masih yakin kalau yang salah Ara? Bagaimana pun Ara juga anak mu Namjoon." Hani.

"Dia anak mu dan bukan anak Namjoon."

Suara seorang wanita menghentikan perdebatan mereka. Mereka semua menoleh, Hani terkejut saat melihat Sandara sedangkan Ara dan Namjoon tampak kebingungan dan Nami tersenyum melihat Sandara yang terus berjalan kearah mereka.

"Sandara." Lirih Namjoon.

Namjoon tersenyum, tiba-tiba dia merasa sangat bahagia karena Sandara masih mau menginjakkan kaki di rumah kenangan mereka.

PLEASE DON'T LEAVE ME S3 ✔️जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें