50. Pertemuan

305 31 4
                                    

"YAK!!! BERANINYA KAMU MELAWAN KU!!!." kesal Ara.

Ara dan Nami sama-sama berdiri, Ara mendekat dan ingin memukul Nami namun tertahan.

"Yak! Lepaskan tangan ku!." Ara.

"Kalau aku gamau kenapa?" Nami.

Nami mencengkram kuat tangan Ara hingga kukunya menancap di kulit tangan Ara.

"Sakit!." Ara.

Ara memekik kesakitan, Nami melepaskan cengkraman nya saat menyadari tingkah anehnya. Kini Nami berjalan mundur lalu memperhatikan tangannya sendiri.

"A-apa yang ku lakukan? K-kenapa aku seperti ini?." Lirih Nami.

[Plak!]

Ara menampar Nami dengan kuat, Nami menangis dalam diamnya, dia sudah tidak bisa lagi menahan amarah yang selama ini dia tahan.

Nami pun mendekat kearah Ara lalu menarik kerah baju Ara dengan kuat, namun hanya sebentar setelah itu dia langsung mendorong tubuh Ara hingga terjatuh di lantai.

"Selama ini aku diam karena mengingat pesan papa ku yang ingin memiliki putri yang lembut, kalau kamu berpikir aku takut padamu itu salah! Jika memang benar, mungkin aku tidak tahan serumah dengan mu dan mungkin melihat mu saja akan membuat tubuh ku bergetar, haha sangat konyol." Nami.

Nami menyunggingkan senyuman nya lalu keluar begitu saja dari toilet, sedangkan Ara mengepalkan tangannya menatap kepergian Nami.

"Aku akan menghabisi mu! Tidak akan ku biarkan kamu hidup bahagia!." Kesal Ara.

•••

Nami terus berjalan menuju arah tangga sembari menatap tangannya sendiri, kini dia berjongkok dibawah anak tangga lalu memeluk lututnya dengan erat.

"Nami takut pa, Nami sudah berusaha terlihat berani namun tetap saja Nami sangat takut." Lirihnya.

Taeyong berjalan melewati tangga karena ingin menghampiri Nami di toilet, namun langkah nya terhenti saat mencium aroma parfum seperti milik Nami.

Karena penasaran Taeyong menghampiri sumber aroma lalu terkejut saat melihat Nami yang sedang berjongkok.

"Siapa yang menyakiti mu kali ini?." Taeyong.

Nami mendongak lalu berusaha tersenyum saat melihat Taeyong yang mulai berjongkok di depan nya.

"Kenapa kamu menangis?" Ucap Taeyong sembari menghapus air mata Nami.

"Gapapa, tadi aku hanya tergelincir di tangga." Nami.

Taeyong hanya mengangguk, lalu menghela nafas panjang saat melihat pipi Nami yang memerah. Diapun sadar kalau Nami sedang berbohong saat ini.

"Apa kaki mu sakit? Mau ku gendong? Sebaiknya kita ke ruang kesehatan sekarang." Taeyong.

"G-gak perlu, kaki ku hanya sakit biasa aja kok." Nami.

"Kalau begitu kita ke kelas." Taeyong.

"Nanti aja, aku malu kalau ada yang liat mata sembab ku." Nami.

"Sudah tau kalau habis nangis jelek, masih aja nangis." Taeyong.

"Jahat banget sih! Aku ngambek nih!." Kesal Nami sembari mencemberutkan bibirnya.

Taeyong tersenyum sembari memalingkan wajah, dia benar-benar merasa gemas setiap melihat ekspresi kesal Nami seperti saat ini.

"Kalau begitu kita disini aja." Ucap Taeyong lalu memposisikan dirinya duduk disebelah Nami.

PLEASE DON'T LEAVE ME S3 ✔️Where stories live. Discover now