41. Jay

390 29 3
                                    

Jay menerima jabatan tangan Nami tanpa melepaskan fokus nya pada sosok Nami yang memiliki mata sayu dan visual yang sangat lembut.

"Cantik." Batin Jay.

Jangan lupakan bahwa interaksi itu tidak teralihkan oleh sepasang mata yang mulai melotot dibelakang Nami.

"Oke sebentar lagi perang di mulai." Kekeh Juki yang melihat Taeyong mulai mengepal kan tangannya.

Taeyong beranjak, namun Juki malah menarik tangannya hingga dia kembali duduk.

"Hm?!." Taeyong.

"Menurut buku percintaan yang pernah ku baca, seorang gadis akan merasa risih saat kekasih nya menjadi posesif." Bisik Juki.

"Jadi apa aku harus membiarkan mereka?!." Taeyong.

"Dekati, namun alihkan fokus Nami hanya pada mu, beri peringatan lembut pada lawan mu kalau Nami adalah milik mu." Juki.

Taeyong mengangguk lalu kembali memperhatikan Nami.

Ke"risih"an sedikit Nami rasakan saat Jay enggan melepaskan jabatan tangan nya, Yuna memperhatikan keduanya lalu memutar bola mata jengah saat menyadari kalau Jay mulai tertarik pada Nami.

"Jay tangan sahabat ku pegal." Yuna.

"Ah sorry dear." Kekeh Jay, melepaskan jabatan tangan Nami sembari tersenyum.

Nami membalas senyuman Jay dengan canggung, perasaan Nami mulai tidak enak saat merasakan hawa panas dari arah bangku belakang.

"Semoga Taeyong gak marah." Batin Nami.

Kecanggungan semakin Nami rasakan saat Jay tiba-tiba duduk di bangku yang ada didepannya namun tetap menghadap ke arahnya.

"Nami udah makan?." Jay.

"A-..." Nami.

Nami ingin menjawab, namun tertahan saat Taeyong memanggil nya.

"Nami." Taeyong.

Taeyong yang sudah terserang api cemburu menghampiri Nami, berjongkok disisi Nami lalu memperbaiki ikatan tali sepatu milik Nami.

"Ikat tali sepatu yang bener dong." Taeyong, setelah itu dia berdiri dan mengulurkan tangannya pada Nami.

"Kajja ke kantin." Taeyong.

Uluran tangan Taeyong Nami sambut dengan lembut, entah mengapa Nami sangat senang saat Taeyong bersikap lembut padanya.

"Ayok Yuna, Juki." Nami.

"Yok." Yuna.

"Aku gak ikut yah." Juki.

"Kenapa?." Nami.

"Tadi aku sudah janji mau mengajarkan Zie biologi." Juki.

Nami mengangguk, namun berbeda dengan Yuna yang terus memperhatikan Juki yang sedang menumpuk bukunya.

"Yakin gak mau ke kantin?." Yuna.

"Iya." Juki.

"Kan bisa ngajarin setelah selesai makan siang." Yuna.

"Kasian, dia pasti sudah menunggu, lagian dia bilang kalau dia membawa bekal untuk kami nikmati sepanjang belajar." Juki.

Yuna mengangguk, matanya memicing kesegala arah, entah perasaan apa yang menabrak hatinya hingga hatinya terus berdenyut sakit.

"Aku gak di ajak?." Kekeh Jay.

"Yaudah ayok." Yuna.

Jay beranjak lalu berdiri disisi Yuna, Juki memperhatikan Jay lalu mengikuti arah pandangan Jay yang terus terfokus pada Nami.

PLEASE DON'T LEAVE ME S3 ✔️Where stories live. Discover now