66. Sahabat

243 23 0
                                    

Taeyong dan Yuna menoleh kearah orang yang melempar bola basket kearah mereka, namun orang itu malah menyunggingkan senyuman nya sembari berjalan kearah mereka.

"Sekarang kamu mulai berani menyakiti ku yah Juki," kekeh Taeyong.

Juki tersenyum dan terus berjalan kearah Taeyong, tepat di depan Taeyong tanpa ragu Juki langsung memeluk Taeyong dengan erat.

"Aku pikir sahabat ku akan mati konyol," kekeh Juki. Namun suaranya bergetar seakan sedang menahan tangis nya.

Taeyong membalas pelukan Juki, kedua sahabat sejati itu melampiaskan emosi bahagia mereka berdua. Yuna yang memperhatikan hanya tersenyum, dia tampak bahagia dengan kedekatan para sahabatnya.

"Aku tidak akan mati konyol tanpa melihat ke bucinan mu pada Zie," ledek Taeyong.

"Pasti Yuna yang membocorkan nya," kekeh Juki sembari menatap Yuna yang memperhatikan 2 jarinya.

"Keceplosan hehe," kekeh Yuna.

"Jukiiiiiiiiii," Zie berlari kearah mereka. Betapa terkejutnya dia ketika melihat Taeyong yang sudah sadar dari keadaan vegetatif nya.

"T-taeyong kamu sudah sadar? Omo aku sangat terkejut," histeris Zie.

"Iya," kekeh Taeyong.

Zie ingin mengecek apakah yang dia lihat nyata atau tidak dengan cara menyentuh pipi Taeyong, namun belum sempat tersentuh Juki menahan tangannya lalu menarik Zie kedalam pelukannya.

"Jangan menyentuh pria lain selain diri ku," ketus Juki.

Taeyong dan Yuna berusaha menahan tawa mereka, sepertinya Juki sudah termakan omongan nya sendiri yang sering mengatakan kalau Taeyong sangat Bucin pada Nami.

"Zie seperti nya Juki sekarang tergila-gila pada mu yah," ledek Taeyong.

Zie tersenyum malu, Juki yang mendengar malah sedikit menyombongkan ekspresi nya lalu mengacak-acak rambut Zie dengan gemas.

"Aku baru tau kalau mencintai dan bahagia sesederhana ini," kekeh Juki.

"Aku kan sudah pernah bilang seperti itu dan aku yakin kalau cinta pertama akan membuat mu susah move on." Taeyong.

"Sudahlah lebih baik kita ke kelas sekarang, aku capek berdiri terus," rengek Yuna.

Mereka bertiga tertawa melihat ekspresi kesal Yuna, setelah itu mereka pun pergi kelas namun sebelum itu Juki dan Taeyong mengantarkan Zie dan Yuna ke kelasnya karena kelas mereka berbeda.

Sesampainya di kelas Juki mempersilahkan Taeyong duduk di bangku miliknya.

"Aku selalu merawat bangku mu ini, jadi tidak akan lapuk. Bangku ini sengaja ku kosongkan agar kamu bisa menduduki nya," kekeh Juki.

"Baguslah, kalau tidak aku akan menghajar mu." Taeyong.

"Mana bisa kamu menghajar ku dengan tubuh kurus seperti itu," ledek Juki.

"Wah kamu meremehkan ku, mau ku buktikan?" Taeyong.

"Tidak perlu, nanti malah tangan mu yang patah." Juki.

Taeyong mendatarkan ekspresi nya, dia pun beranjak lalu memeteng leher Juki dari arah belakang.

"Ahhh T-taeyong hentikan!" panik Juki sembari memukuli lengan Taeyong.

"Yak hentikan!"

Taeyong menghentikan aktifitas nya, dia berbalik dan langsung mendapatkan pukulan dari siswi yang belum pernah dia liat sebelum nya.

"Apa kamu sudah gila?! Beraninya melakukan pembullyan pada murid di kelas ku!" kesalnya.

Gadis itu menatap kesal pada Taeyong, Juki awalnya tertawa namun secepatnya dia berusaha menenangkan gadis yang masih terlihat kesal tersebut.

PLEASE DON'T LEAVE ME S3 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang