64. Luka [21+++]

1K 28 0
                                    

"Aku menginginkan nya dan tidak menerima penolakan," tegas Taehyung dengan suara yang sudah sangat serak dan berat.

Kamu terkekeh melihat mata nya yang seperti di selimuti hawa nafsu, wajahnya terlihat begitu memelas. Tidak bisa di pungkiri kamu juga menginginkan sentuhan nya.

"Kalau begitu lakukanlah keinginan mu daddy," kekeh mu.

"Serius? Jadi aku boleh menyetubuhi mu kan?" tanya nya dengan antusias.

"Iya sayang." Km.

Taehyung tersenyum penuh kemenangan, kini dia mengubah posisi kalian lalu melepaskan pakaian yang kalian kenakan.

"Mau pemanasan dulu atau langsung ke intinya?" goda Taehyung.

"Pemanasan dulu dong, biar masuknya lebih mudah," goda mu yang tidak ingin kalah menarik darinya.

Taehyung kembali tertawa melihat ekspresi mu yang berusaha menggoda nya, tangan nya pun mulai bermain di kewanitaan mu sedangkan bibirnya melumat bibir mu dengan lembut.

Ciuman nya begitu lembut hingga membuat mu merasa nyaman dan mulai membalas setiap lumatan nya. Permainan lidah terus kalian lakukan, hingga lenguhan mu keluar ketika merasakan jari Taehyung yang memasuki mu.

"Enghhh"

Cumbuan Taehyung beralih di leher mu, beberapa kecupan dan jilatan dia berikan agar kamu terus terangsang. Bibirnya kini beralih menjilati nipple mu, rangsangan terus dia berikan agar kamu merasa puas.

"Enghhh daddyhhhh"

Taehyung melepaskan lumatan nya, kini dia lebih fokus memainkan jarinya sembari memperhatikan wajah gelisah mu karena merasa kenikmatan.

"Mendesah lah sayang." Taehyung.

"Emhhhzz daddy aku ingin keluar," lenguhan terus keluar dari bibir mungil mu. Gerakan tangan Taehyung di kewanitaan mu semakin cepat hingga membuat mu kewalahan dan tidak bisa menahan pelepasan mu.

"Keluarkan sayang." Taehyung.

"A-aku aahhhhh enghhhh 💦," tubuh mu melengkung. Akhirnya kamu mencapai puncak kenikmatan mu.

Taehyung tersenyum melihat wajah lelah mu, kini dia memposisikan diri berlutut di tengah paha mu. Kocokan dia berikan pada kejantanan nya sebelum memasuki mu.

"Argh," lenguhan Taehyung keluar ketika merasakan kejantanan nya yang terjepit oleh kewanitaan mu yang masih berkedut sehabis pelepasan tadi.

"Sempit." Taehyung.

Taehyung mulai menggerakkan pinggulnya maju-mundur, kamu berusaha menahan tubuh mu yang terguncang hebat akibat nafsu Taehyung.

"Pelan-pelan daddy," keluh mu di sertai desahan pelan. Taehyung menulikan pendengaran, dia malah semakin mempercepat gerakan nya hingga kejantanan nya terus menghantam titik terdalam mu.

Kenikmatan demi kenikmatan terus dia berikan, bahkan benturan kulit kalian terasa begitu nikmat karena mengenai bagian clistoris mu.

"Aku ingin keluar daddyhhhh, ahhhhhh 💦" lagi-lagi kamu mencapai puncak kenikmatan mu. Sejenak Taehyung memperlambat pergerakan nya, dia terus menekan milik kalian agar penyatuan kalian terasa semakin nikmat.

"Capek?" kekehnya sembari mengelap keringat yang membasahi kening mu.

"Lumayan." Km.

"Ku gerakkan lagi yah?" Taehyung.

Kamu mengangguk sebagai jawaban, Taehyung pun kembali menyetubuhi mu dengan tempo yang sangat cepat. Bibir nya beralih menyusu didada kanan mu, sedang yang kiri terus dia remas.

"Enghhh jangan di hisap terlalu kuat, sakit." Km.

"Maaf." Taehyung.

Taehyung melepaskan lumatan nya, kini dia beralih melumat bibir mu dan semakin mempererat pergerakan nya. Kejantanan Taehyung terasa begitu besar dan sangat sesak di dalam kewanitaan mu. Seakan tidak ada celah untuk cairan mu mengalir keluar.

"Daddyh aku ingin keluar," gelombang kenikmatan itu datang kembali. Taehyung semakin mempercepat gerakan nya, wajah nya dia tenggelam kan di leher mu. Sebelum klimaks kamu dapat merasakan junior Taehyung yang semakin membesar dan sedikit berkedut.

"Aku keluar ahhhhhhhhh 💦" km.

"Aku juga arggghhhh 💦" Taehyung.

Lenguhan panjang kalian keluar, Taehyung ambruk di atas mu. Kini dia terus menciumi wajah cantik mu [hoekkk] yang sudah kelelahan.

"Aku mau lagi sayang." Taehyung.

"Apa?! Cukup Taehyung, aku sangat lelah," keluh mu.

Namun bukan Taehyung namanya kalau mengalah dalam bercinta, kini dia kembali menggerakkan pinggulnya dan enggan memberikan mu waktu untuk beristirahat.

•••

[Kamar Taeyong]

"Lebih baik kamu tidur Yuna, ini sudah larut malam." Taeyong.

"Aku tidak bisa tidur, aku melihat pintu kamar mu terbuka. Makanya aku kesini." Yuna.

Taeyong hanya mengangguk, namun dia sedikit risih ketika Yuna semakin mendekat seakan enggan memberi jarak di antara mereka.

"Apa yang kamu lakukan?" Taeyong.

"Mendekat pada adikku," kekeh Yuna.

Tatapan Taeyong semakin datar, tanpa berkata apapun Taeyong masuk kedalam kamar dan langsung merebahkan dirinya di kasur.

"Pergilah ke kamar mu, aku ingin istirahat." Taeyong.

Yuna menahan tangisnya, mengapa Taeyong selalu saja memberikan jarak diantara mereka. Apa Yuna begitu buruk di mata Taeyong?

"Taeyong apa kamu membenci ku? Mengapa kamu selalu memberi jarak dari ku, seakan aku begitu menjijikkan di mata mu." Yuna.

"Aku menghargai perasaan kekasih ku, jadi tolong hargai juga perasaan kekasihku." Taeyong.

Air mata Yuna mengalir, hatinya begitu sakit dengan penuturan Taeyong. Kini dia berlari ke kamarnya, meninggalkan Taeyong yang menatap kepergian nya.

"Rumit," keluh Taeyong sembari memijat pelipisnya.

•••

[Kamar Nami]

"Dasar bodoh!" Nami terus saja memaki Axel yang kini sedang melakukan panggilan video dengannya. Tawa Axel terdengar sangat mengejek, dia sangat suka melihat wajah kesal Nami.

"Aku kan hanya bercanda," kekeh Axel.

"Tapi bercanda mu gak lucu, jangan membuat ku semakin ilfil pada mu xel," kesal Nami.

"Oke kalau begitu aku tidak akan mengulangi nya." Axel.

"Sudahlah aku ingin tidur, menjengkelkan sekali melihat wajah mu." Nami.

Tanpa mendapat persetujuan Axel, Nami langsung mematikan panggilan nya. Nafasnya naik turun, Axel selalu saja mengerjai nya dengan cara seperti itu.

"Tidak waras," kesal Nami. Kini dia kembali melihat cincin yang dia pegang, dengan inisiatif nya dia merogoh tas miliknya yang tidak pernah dia buka semenjak sadar.

"Foto siapa ini?" kening Nami mengkerut. Dia sangat heran melihat wajah tampan seorang pemuda yang sedang bergandengan tangan dengan nya.

"Dia orang Korea, siapa dia sebenarnya?" Nami terus mengecek barang-barang lain. Banyak benda yang dia temui namun dia sama sekali tidak bisa mengingat apapun.

"Kenapa aku tidak bisa mengingat apapun, sebenarnya aku dulu gadis seperti apa?" lirih Nami ketika melihat fotonya yang tersenyum manis dengan rambut panjang yang terurai dengan indah.

Dia berbalik menghadap kearah cermin, dia yang dulu dengan dia yang sekarang sangat berbeda. Dia yang sekarang sangat tomboi, rambut nya seperti laki-laki disertai berbagai tindik di telinga nya.

"Aku bahkan tidak mengenal diriku sendiri." Nami.


Bersambung.
__________

PLEASE DON'T LEAVE ME S3 ✔️Where stories live. Discover now