28. Konflik

361 27 1
                                    

(Plakkk)

Satu tamparan melayang di pipi Yuna hingga dia tersungkur di lantai.

"Masih berani meninggikan nada bicara mu?! Anak biasiswa gak usah belagu!!." ???.

"Udah miskin, banyak tingkah!!." Umpat salah satu dari mereka.

Yuna hanya terdiam, sembari memegang pipinya yang berdenyut sakit.

"Lihatlah betapa kumuh nya seragam yang dia kenakan, sampah seperti mu tidak pantas sekolah disini." ???.

Kini salah satu anak SMA itu berjongkok didepan Yuna lalu menarik dagu Yuna dengan kasar.

"Cantik juga, bagaimana kalau kita percantik lagi dengan ini." Kekeh gadis itu sembari mengeluarkan pisau cutter dari saku kemejanya.

Namun dengan cepat salah satu temannya mengambil alih pisau cutter itu.

"Jangan gila!! Kita di bayar hanya untuk membuat nya jerah, bukan untuk melukai nya." ???.

"Siapa sebenarnya yang menyuruh kalian?! Apa salah ku!." Yuna.

(Plakk!!!)

Satu tamparan keras kembali mendarat di pipi Yuna.

"Sudah ku bilang jangan tinggikan nada bicara mu!!!!." ???.

Ingin sekali Yuna melawan, namun dia kalah jumlah dan takut akan dikeluarkan dari sekolah karena sudah pernah melakukan kesalahan.

"Lain kali jangan sok paling baik di sekolah ini dan ingat kamu masih dalam pantauan kami, awas kalau sampai mengadu pada guru." Bentak nya.

Gadis itu kembali beranjak lalu menghampiri teman-teman nya.

"Dimana gadis yang satunya? Bukankah aku menyuruh kalian untuk membawa dia kesini?." ??.

"Tadi kami ingin membawa nya, namun sepertinya dia pingsan di kamar mandi dan di bantu oleh beberapa siswi seangkatan kita." ???.

"Sudahlah, setidaknya kita sudah memperingatkan satu gadis ini, heh!!! Beritahukan pada sahabat mu itu, aku akan menghajar nya kalau dia macam-macam." ???.

Gadis itu menatap Yuna sekilas lalu pergi begitu saja bersama teman-teman nya.

Meninggalkan Yuna yang masih terduduk di tanah.

"Sebenarnya apa maksud mereka? Mengapa mereka menyakiti ku tanpa sebab dan siapa yang menyuruh mereka?." Lirih Yuna.

Yuna beranjak dan sedikit panik saat mengingat bahwa mereka menyebutkan kalau Nami sedang pingsan.

"Aku harus menemui Nami." Ucap Yuna lalu berlari menuju ruang UKS.

•••

Namun saat didalam UKS Yuna sama sekali tidak menemui keberadaan Nami, bahkan guru kesehatan pun menjelaskan kalau sejak tadi tidak ada murid yang sedang sakit.

"Apa Nami sudah kembali ke kelas? Ini aneh." Yuna.

Yuna mengambil ponselnya lalu mengirimkan beberapa pesan kepada Nami namun belum juga ada balasan.

"Mungkin dia ada jam pelajaran." Yuna.

Kini Yuna kembali melangkahkan kaki nya kearah toilet.

Saat di toilet Yuna mencuci mukanya lalu memperhatikan pipinya yang di tampar tadi.

"Untung kakak kelas itu tidak kuat menampar ku, jadi tidak terlalu sakit." Yuna.

Setelah selesai Yuna mengelap wajahnya lalu kembali ke kelasnya.

•••

Disisi lain.

Saat ini Taeyong dan Juki terus saling mengkode karena sejak tadi Nami tidak juga kembali dari toilet padahal di kelasnya jam pelajaran sedang berlangsung.

PLEASE DON'T LEAVE ME S3 ✔️حيث تعيش القصص. اكتشف الآن