21. Kedekatan

363 33 2
                                    

"Ohh yatuhan!!! Ada apa dengan mu Taeyong🥺." Yuna.

Taeyong hanya tersenyum pada Yuna lalu membuka Hoodie yang dia kenakan.

Kini dia terus mengelap darah yang mengalir di hidungnya sedangkan Yuna terlihat sangat panik saat ini.

"Angkat kepala mu, Jangan menunduk seperti itu." Yuna.

"Lupa yah? Kalau mimisan itu gak boleh di tahan darahnya, anggap aja itu darah kotor yang ingin keluar dari indera penciuman, kalau kita mendongak malah darah akan menggumpal di saluran pernapasan." Taeyong.

Hmmm dapat lagi pembelajaran kan? Xixixi.

"Ohhh iya hiks, habisnya aku panik saat melihat darah mu yang tidak mau berhenti." Yuna.

Taeyong kembali tersenyum lalu menutup setengah wajahnya dengan Hoodie milik nya.

"Tunggu sebentar lagi, pasti akan berhenti dengan sendirinya darahnya." Taeyong.

Kini mereka hanya diam sembari menunggu darah berhenti dari hidung Taeyong.

Selang beberapa menit akhirnya Taeyong berhenti mimisan.

"Lihatlah, berhenti dengan sendirinya kan?." Taeyong.

Taeyong sedikit menaikkan alisnya sebelah saat melihat wajah khawatir Yuna.

Kini diapun menjentikkan jarinya didepan Yuna hingga membuat Yuna tersadar dari lamunan nya.

"Jangan melamu, nanti kesurupan." Kekeh Taeyong.

"Bodoh!!! Kenapa kamu bisa seperti ini sih? Bikin khawatir saja." Yuna.

"Cie yang khawatir." Taeyong.

"A-apaan sih! Salah yah kalau care sama sahabat sendiri, s-sudahlah lebih baik kita kembali." Kesal Yuna.

Wajah Yuna semakin memerah saat Taeyong terus menatap nya sembari tersenyum.

"J-jangan menatap ku seperti itu💢." Yuna.

Taeyong berusaha menahan tawanya saat melihat ekspresi kesal Yuna, kini dia beralih mengambil kantong kresek yang masih bersih lalu menyimpan Hoodie didalamnya.

"Bisakah aku minta tolong pada mu?." Taeyong.

"Apa?." Yuna.

"Cucikan Hoodie ku." Taeyong.

Yuna mengernyitkan kening nya saat Taeyong menyerahkan kantong itu padanya, sedangkan Taeyong hanya tersenyum tanpa dosa.

"Enak aja! Memangnya aku pembantu mu! Kan kamu orang kaya, kenapa gak cuci sendiri aja sih?." Yuna.

Taeyong hanya diam sembari menghela nafas nya lalu kembali mengambil kantong miliknya.

"Aku hanya tidak ingin mami ku khawatir huft, Lebih baik ku buang saja." Keluh Taeyong sembari beranjak dari duduknya.

Yuna benar-benar membulatkan matanya saat melihat Taeyong ingin membuang Hoodie itu ke dalam tempat sampah.

Dengan cepat dia beranjak dari duduknya lalu merampas kantong tersebut.

"Jangan di buang! Ini kan mahal." Yuna.

"Aku tidak membutuhkan nya lagi, jadi lebih baik di buang saja." Taeyong.

"Bodoh, kalau kamu tidak mau yah untukku saja." Keluh Yuna.

"Tadi menolak." Taeyong.

"T-tadi kan kamu bilang cucikan j-jadi aku menolak nya." Yuna.

Taeyong hanya terkekeh lalu mensejajarkan tubuhnya dengan Yuna.

"Sepertinya aku tidak sopan memberikan Hoodie ku dengan cara seperti ini, apalagi Hoodie itu penuh dengan darah." Taeyong.

PLEASE DON'T LEAVE ME S3 ✔️Where stories live. Discover now