52. Apartemen Kevin

Começar do início
                                    

"Apasih, gue kan terharu, gue mah sayang kalian."

"Gak gini juga elah, jijik tau!" Kevin berusaha melepaskan tangan Deo.

"Lepas De, gue tendang nih!" Revan menatap tajam Deo yang masih gelayutan memeluk ketiga sahabatnya. Pemandangan yang sangat absurd.

"Hehe, sorry, kebawa suasana gue mah." Deo melepaskan tangannya. Ia cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Risa dan Vanya terkekeh geli melihat tingkah konyol Blue Devil. Dulu setiap bertemu dengan Blue Devil hanya ada emosi, pertengkaran dan saling mengejek. Sekarang, tanpa diduga mereka bisa sedekat ini dan tertawa bersama. Memang benar jika terlalu benci bisa jadi terlalu cinta. Risa dan Vanya saling pandang, kemudian tertawa. Mungkin keduanya memikirkan hal yang sama.

"Kev, udah malam, gak usah karaokean." Revan menepuk pundak Kevin.

"Baru jam 10 Van, besok kan minggu."

"Yaudah gini aja, kita beli makanan aja trus ke apartemen gue, kita karaokean di apartemen gue, kalau kemalaman kan bisa nginap," ucap Kevin.

Kevin tinggal di apartemen sendiri. Kedua orang tuanya bekerja di luar negeri. Sebenarnya Kevin di titipkan ke pamannya. Namun, Kevin memilih untuk tinggal sendiri agar dia bisa lebih mandiri dan bertanggung jawab. Selama ini Blue Devil sering ke apartemen Kevin dan menginap disana.

Semua setuju, akhirnya mereka memutuskan untuk karaokean di apartemen Kevin.

"Nya, ijin dulu ke calon mertua," ucap Deo sambil mengacak rambut gadis itu.

"Iya, aku telepon dulu ya."

"Bilangin Nya ke orang tua lo, yang sabar punya calon menantu model kek Deo, biar bego-bego bakal berbakti kok!" Daffa dan Kevin tertawa.

"Sialan lo pada." Deo melotot pada kedua sahabatnya. Sementara Vanya hanya terkekeh lalu menelepon orang tuanya.

"Ris, lo juga ijin ke orang tua lo," ucap Daffa.

"Hah? Oh iya, yaudah gue telepon dulu ya, hahaha." Risa pura-pura mengambil handphone dan menelepon orang tuanya.

🍃🍃

Mereka sampai di apartemen Kevin. Risa dan Vanya takjub melihat suasana di dalam apartemen. Kevin sangat rapi dan memperhatikan kebersihan. Furniture tersusun rapi tanpa ada sampah atau kotoran lainnya berserakan.

"Anggap rumah sendiri Ris, Nya, kalau mereka mah udah biasa kesini dan bikin berantakan." Risa dan vanya mengangguk.

Risa memperhatikan sekitar, pandangannya tertuju pada benda disebelah lemari. Gitar.

"Gue pinjam gitar ya Kev," dibalas anggukan, Risa langsung mengambil gitar itu.

Yang lain sedang memakan cemilan di sofa. Kevin sedang di dapur membuat minuman. Risa menuju sofa membawa gitar.

"Lo bisa main gitar Ris?" tanya Daffa.

"Bisa dikit Daf."

"Keren lo Ris," sahut Deo.

"Ya jelas, sahabat gue mah keren." Vanya merangkul Risa.

"Pacar gue juga keren kok." Deo menarik turunkan alisnya.

"Ah masa?" Vanya tersenyum malu membuat lainnya berlagak ingin muntah.

My Cool Enemy (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora