Revan menoleh, ia mengangkat sudut bibirnya keatas, "Itu urusan gue."

"Gue tau semuanya. Gue harap lo tegas dengan pilihan lo, jangan menyakiti Risa dan jangan juga menyakiti orang lain." Alfa mengepalkan tangannya.

"Udah gue bilang, itu urusan gue. Kenapa lo peduli sama Risa?" Revan menatap tajam Alfa.

"Gue sayang sama Risa. Gue gak ingin lihat dia terluka. Dan..." Alfa menaikkan sudut bibirnya, "Jika suatu hari nanti lo memilih yang lain dan Risa melepaskan lo, gue janji, gue akan berjuang!"

Revan melangkah mendekati Alfa. Ia menepuk pundak Alfa, "Lo gak perlu berjuang, gue gak akan melepaskan Risa."

"Baguslah, tepati janji lo itu."

🍃🍃

Revan menuju tempat Risa menunggu. Suasana hatinya sedang tidak baik sekarang. Perkataan Alfa seakan menjadi tamparan keras baginya. Ia masih punya hal yang harus segera ia selesaikan. Beberapa hari ini Revan terlalu bahagia bersama Risa, ia bahkan melupakan Rindi. Gadis itu memang sibuk beberapa hari ini, dia di minta sekolah untuk mendapingi adik-adik kelas 11 yang akan mengikuti olimpiade.

Risa melihat Revan berjalan ke arahnya.

"Udah selesai?"

"Hm, ayo pulang!"

Risa segera naik ke motor Revan. Ia mengerutkan keningnya. Ada apa dengannya? Kenapa raut mukanya begitu? Apa marah ke gue? Apa yang dibicarakannya dengan Alfa? batin Risa.

Sesampainya di rumah, Revan lebih banyak diam daripada bicara. Ia hanya menjawab singkat ocehan Risa. Risa merasa bingung, bahkan saat di kamar suaminya itu langsung berbaring di kasur tanpa mengatakan apapun.

Risa berbaring di samping Revan, ia menghadap punggung suaminya itu.

"Van?"

"Hm."

"Lo marah ya sama gue?"

"Gak, tidurlah Ris!"

"Lo jadi aneh setelah ngobrol sama Alfa, apa yang kalian bicarakan?"

"Gak ada, gue capek, tidur Ris!"

"Tapi gue--"

"Gue bilang tidur Ris!"

"Kok lo marah?"

Risa kesal. Ia berbalik memunggungi Revan. Kenapa sih? Orang gue nanya doang.

Kenapa gue jadi marah ke Risa? apa yang sudah lo lakuin Van? batin Revan

Revan berbalik, ia memandang punggung Risa. Rasa bersalah menyelimuti batinnya. Revan mendekat dan memeluk Risa dari belakang.

"Maaf ya, gue diemin sebentar."

"Hm, udah tidur sana, katanya capek." Risa masih kesal.

"Lo marah?"

"Gak!"

"Beneran?"

My Cool Enemy (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora