49. Musnahkan Gerion

Start from the beginning
                                    

"Gak!"

"Van.. Ikut.." Risa menarik-narik lengan suaminya.

"Jangan ngebantah Ris!"

"Kenapa? Gue juga pengen tau keadaan disana, Van." Risa merengek pada Revan.

"Lo lupa gimana keadaan lo waktu ketemu Gerion? Lo babak belur Ris. Gue gak mau lo kenapa-napa," ucap Revan. Ia khawatir kalau Gerion menyakiti Risa lagi.

"Gue janji akan jaga diri, please Van, ijinin gue ikut." Risa menghadap suaminya dan memegang kedua tangannya.

Revan menelan ludahnya, Ah sial, kenapa Risa jadi menggoda sekali, kenapa harus saat begini, tahan Van, batin Revan.

Revan menangkup pipi Risa dengan kedua tangannya, "Di rumah aja ya, bahaya!"

"Please, gue janji gak ikut berkelahi, gue akan ngelihat dari jauh." Risa memasang wajah semanis mungkin.

"Oke, gak boleh ikut berkelahi!"

Risa tersenyum dan mengangguk. Revan yang masih menangkupi pipi Risa mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Risa sekilas.

"Kok tiba-tiba?"

"Gemes sama bibir lo!" Revan melepaskan tangannya. Ia takut tidak bisa menahan dirinya. Sepertinya bibir Risa sudah menjadi candu bagi Revan.

Risa tersenyum dan menggandeng suaminya, "Ayo berangkat, semoga semuanya berjalan sesuai rencana."

🍃🍃

Saat Risa dan Revan sampai, sudah ada anggota Alfaroz sekitar 20 orang dan Blue Devil. Mereka sedang menyusun strategi. Revan bergabung dan meminta Risa untuk mencari tempat yang aman. Risa menyapa sebentar dan segera mencari tempat sembunyi. Risa sebenarnya ingin ikut berkelahi membantu Alfa dll, namun ia tidak ingin suaminya itu marah. Bukankah istri harus nurut kata suami? Ya, Risa akan belajar menjadi istri yang baik. Risa tersenyum sendiri, ada semburat merah di pipinya. Risa menggeleng, bukan waktunya untuk ngehalu. Risa menghubungi Galih untuk memastikan semua berjalan sesuai rencana.

Alfaroz dan Blue Devil sudah bersiap ketika Zidan datang membawa pasukannya.

"Pasukan lo banyak juga ya, tapi pasukan gue lebih banyak." Zidan tersenyum mengejek, ia membawa 32 anggotanya.

"Cih, pasukan lo emang lebih banyak, tapi pasukan gue lebih cerdik." Alfa tertawa.

Zidan mengepalkan tangannya, "Hari ini lo akan tamat, dendam gue ke lo selama ini akan terbalaskan."

"Oh yaa, gue takut tuh, ingin lari terbirit-birit. Kencing di celana pulak, HAHAHAHHAA, Sayangnya itu cuma mimpi." Alfa meludah di depan Zidan, membuat Zidan naik pitam.

"Alfa bengek! bisa-bisanya akting menggelikan seperti itu." Risa ikut geli melihat tingkah ketua Alfaroz itu dari kejauhan.

"Pacar lo gak ikut? Wah padahal pengen gue kerjain habis-habisan." Zidan tersenyum menyeringai.

"Bangsat! ngomong apa lo barusan?" Alfa mengepalkan tangannya. Zidan berhasil memancing emosi Alfa.

Revan tau yang di maksud Zidan adalah Risa. Ia segera maju di sebelah Alfa.

"Jaga mulut lo, kalau lo sampai nyakitin dia gue gak tinggal diam!" Revan mengepalkan tangannya.

"Wa wah wah, jadi gadis itu punya pacar dua? Kalian ini jadi budak cinta, cih menggelikan," ejek Zidan dengan santainya.

"Oh ya gue ingat, lo kan ngehajar gue waktu itu, baguslah lo disini, gue bisa ngehajar lo sampai mampus!" Zidan mengeraskan rahangnya, ekspresi mukanya bertambah marah.

"Gak usah banyak omong!" ucap Alfa penuh emosi.

Zidan mengisyaratkan pasukannya menyerang, begitu pula Alfa.

Beberapa saat kemudian keadaan menjadi ricuh, aksi saling jotos, tendang, dan lempar terjadi. Risa gemas sendiri, rasanya ingin ikut menonjok muka Zidan. Risa menghubungi Galih untuk bertanya posisinya sekarang. Galih melajukan mobilnya secepat mungkin agar cepat sampai tujuan. Kunci utama menyelesaikan pertarungan ini adalah Galih.

Alfa berhadapan dengan Zidan. Ketua geng yang telah lama bermusuhan itu melampiaskan dendam masing-masing. Risa melihat beberapa orang sudah tergeletak tak berdaya, ia melihat sekitar berharap Galih segera datang.

"ZIDAAAAANNN..."

Semua aktivitas berhenti karena teriakan seseorang memanggil nama Zidan dengan lantangnya.

Zidan membulatkan matanya melihat sesosok laki-laki berdiri dengan amarah luar biasa. Laki-laki itu adalah Ayahnya Zidan.

Ayah Zidan menghampiri Zidan yang masih syok, "A.. Ayah ng.. ngapain disini?"

"KAMU YANG NGAPAIN?"

"JADI SELAMA INI KAMU BERBOHONG SAMA AYAH? HAH? KAMU TAWURAN, BERKELAHI, MEMBUAT MASALAH DI SEKOLAH. AYAH HANYA TAHU KAMU ANAK BAIK DAN BERPRESTASI DI SEKOLAH, KENAPA JADI BEGINI?"

"Ma.. Maafkan Zidan Yah."

"Ayah selama ini menangkap remaja yang tawuran tapi anakku sendiri tawuran, kamu mau mempermalukan Ayah?" Zidan menunduk, semua yang disana ikut terdiam.

"Ikut Ayah pulang sekarang, Ayah akan segera mengurus kepindahanmu ke luar negeri, Ayah tidak peduli!"

"Kalian semua bubar, kalau tidak akan saya masukkan ke penjara," ancam ayah Zidan membuat semuanya segera bubar.

Zidan ikut ayahnya pulang, anggota Gerion yang lain ikut bubar. Mereka tidak akan berani melawan Alfaroz tanpa adanya Zidan.

Anggota Alfaroz mengambil kotak obat yang mereka persiapkan. Mereka saling mengobati luka dan istirahat di sana. Risa keluar dari persembunyiaannya, ia menghampiri Revan dan memastikan keadaan suaminya. Risa bernapas lega, laki-laki itu tak terluka sedikitpun. Revan sedang mengobati Blue Devil yang mendapat luka ringan.

Risa mencari keberadaan Alfa. Cowok itu diobati anggotanya, wajahnya sedikit lebam kena pukulan Zidan. Alfa yang melihat Risa langsung berlari ke arahnya dan memeluk gadis itu.

"Alfa, lo ngapain?" Risa berusaha melepaskan pelukan Alfa namun nihil. Cowok itu begitu erat memeluknya. Risa malu karena anggota Alfaroz memperhatikan mereka. Ia juga takut Revan tahu, untung saja mereka beda tempat dengan Revan.

"Sebentar saja!"




Tbc

Aku jadi baper baper gimana gitu.
Jangan lupa vote dan comment ya ka..
Biar segera up.. Makasih..

My Cool Enemy (END)Where stories live. Discover now