47. Misi Pertama

Mulai dari awal
                                    

"Hah, sepertinya benar tebakan gue, Lo udah gituan ya sama Revan?"

"Heeh, jangan kenceng-kenceng ngomongnya!"

"Duh, mulut gue emang susah di rem, hahaha." Vanya nyengir.

"Kebiasaan!" ucap Risa.

"Jadi?" Vanya mendekatkan wajahnya pada Risa.

"Iya, begitulah" Risa tertawa.

"Anjir, Revan nyetak gol juga akhirnya."

"Udah Nya, jangan di bahas lagi ya, gue malu tau."

"Dih, malu tapi mau." Vanya tertawa.

"Apaan sih, udah ayoo masuk kelas," ajak Risa.

"Revan bringas juga yaa, hahahaha."

"Beneran deh, gue sumpal pakai sepatu, sini lo!" dengan susah payah Risa mengejar Vanya yang berlari kecil masuk ke kelas.

Ah, dasar Revan sialaan. Jadi susah lari kan, batin Risa.

🍃🍃

Risa menunggu Revan di jalan belakang sekolah. Hari ini sepulang sekolah ia dan Revan berencana untuk menyelidiki Zidan.

30 menit berlalu, Revan bahkan belum datang. Risa sudah menghubungi Revan namun tak ada balasan.

"Lo pasti lagi sama Rindi, ah lagi-lagi gue kayak orang bego!" Risa tersenyum miris.

Risa mengambil handphone nya lagi dan menghubungi Alfa.

Hai Al, lo sibuk gak? Temenin gue nyari tau tentang Zidan - Risa

Katanya sama suami lo - Alfa

Gak jadi dia si---- - Risa

Risa berhenti bicara karena seseorang mengambil handphone nya. Risa menoleh dan orang itu adalah Revan. Ia mengambil alih pembicaraannya dengan Alfa.

Gue yang nemenin Risa, lo gak usah
kesini - Revan

Revan mematikan sambungan telepon. Ia mendekat dan menatap tajam Risa.

"Gue kira lo gak jadi nemenin," ujar Risa.

"Sorry, gue telat." Revan menyerahkan handphone Risa, ia bahkan tak menjelaskan kenapa dia telat.

"Ayo Naik, SMA Pelita kan?"

"Iya," jawab Risa.

Revan melajukan motornya. Tak lama mereka sampai di SMA Pelita karena lokasinya tak terlalu jauh.

"Semoga masih ada murid yang belum pulang," ucap Risa saat turun dari motor Revan. Mereka sengaja memarkir motor jauh dari gerbang sekolah.

"Trus kita mau ngapain?" tanya Revan.

"Nanya rumah Zidan pada murid di sini. Alfa juga gak tau dimana rumahnya," jawab Risa.

"Kenapa gak lo cari tau aja di medsos?"

"Udah di cari tapi gak nemu, Oh ya lo mau bantuin kan Van?" Risa menaik turunkan alisnya.

"Apa?" Revan mengerutkan keningnya.

"Lo masuk ke dalam, trus nanya alamat Zidan ke murid yang masih di dalam. Zidan itu cukup terkenal di sekolahnya, dia kan hampir sama kayak Alfa, berandalan tapi famous."

"Kenapa harus gue?" Revan bukan tipe orang yang suka nanya-nanya gak jelas ke orang asing.

"Ya lo kan banyak fans nya, katanya... emm ganteng, kalau lo masuk nanya ke cewek-cewek pasti langsung dijawab," jawab Risa.

"Gak mau!" Revan dengan tegas menolak.

"Hah? Trus gimana?"

"Lo aja sana!" Revan bertahan.

Risa berfikir, "Yaudah deh, gue aja, gue gini-gini juga cantik kok, nanya ke cowok-cowok aja, biar gak ribet." Risa hendak pergi namun ditahan Revan.

"Lo duduk di sini, gue yang masuk!"

Risa ingin tertawa namun ia tahan, "Tadi katanya gak mau?"

"Gak usah protes!" Revan berjalan masuk ke SMA di Pelita.

Beberapa menit kemudian Revan keluar dari gerbang SMA pelita. Risa menatap suaminya melongo. Cepet banget, batin Risa.

"Nih alamatnya." Revan menyerahkan kertas berisi tulisan alamat.

"Cepet banget?" tanya Risa.

"Ngapain juga lama-lama, tinggal minta."

"Wah gila, yang lo mintain alamat Zidan pasti terpesona sama---"

"Kegantengan gue," jawab Revan.

Risa merengut kesal, membuat Revan gemas pada istrinya itu.

"Kita cek alamatnya, pegangan, jangan kayak lagi musuhan!" Revan menarik tangan Risa untuk melingkar ke pinggangnya. Risa menurut, ia mengeratkan pegangannya saat motor Revan mulai melaju.

****
Motor Revan memasuki perumahan tempat tinggal Zidan.

"Sesuai info tadi, itu rumahnya kan?" Risa menunjuk ke salah satu rumah. Revan mengangguk.

"Lo tunggu disini Van, gue yang akan tanya ke salah satu rumah warga."

Risa berjalan ke salah satu rumah di dekat rumah Zidan, ia mengetuk pintu dan masuk ke rumah tersebut.

20 menit kemudian Risa keluar dari rumah itu dan menghampiri Revan.

"Lama banget, ngapain?" tanya Revan.

"Nyari info. Gue juga udah tau gimana caranya membuat jera Zidan dan Gerion."
Risa tersenyum menyeringai.

Revan mengerutkan keningnya, "Caranya?"

"Besok aja, kita harus bicara sama Alfa dan gengnya juga, sekarang udah sore, kita langsung ke rumah ibu saja."

"Oke."









Tbc

My Cool Enemy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang