〰
Votenya ya mate (๑°3°๑)
〰
|| My Mate ||
.
.
Menumpang sebentar di mobil Ten, Taeyong langsung pindah ke mobil Jaehyun begitu mereka keluar dari area mansion Mingyu.
“Maaf..lama ya,” sesal Taeyong pada Jaehyun. Jaehyun menyambut Taeyong dengan senyuman manisnya.
“Tidak apa-apa. Aku saja yang terlalu cepat datangnya. Kita berangkat ya.” Taeyong hanya mengangguk mengiyakan saja.
Mobil Ten dan Lucas mengikuti dari belakang, karena memang arah menuju apartementnya sama dengan Jaehyun.
“Apa saja yang kamu lakukan di sana hm?” Jaehyun memecah keheningan di dalam mobil.
“Mendengar anak-anak bergosip saja ternyata, aku bosan sekali tadi,” keluh Taeyong.
Jaehyun tersenyum kecil. Walau sebenarnya ia yakin pasti terjadi sesuatu di sana; misalnya Mingyu mendekati Taeyong mungkin, namun Jaehyun memilih diam, menunggu Taeyong sendiri yang bercerita.
“Kebetulan sekali, aku ingin menunjukkan tempat yang bagus kepadamu,” akhirnya Jaehyun memberitahukan Taeyong rencana rahasianya.
“Mau kemana?” Taeyong baru sadar kalau sekarang mobil mereka tidak melaju kearah yang biasa mereka lewati.
“Ke tempat peristirahatku yang lain. Kau mau kan?” tanya Jaehyun sambil sesekali melirik Taeyong disebelahnya melalui ekor matanya.
Taeyong mengangguk dengan antusias, sepertinya terdengar mengasyikan. Sudah lama juga dirinya tidak liburan.
“Baiklah. Tolong beritahu Lucas untuk mengikuti kita dari belakang ya,” pinta Jaehyun. “Untuk apa?” tanya Taeyong.
“Untuk jaga-jaga saja, sayang. Kau tau, akhir-akhir ini banyak werewolf yang suka melanggar aturan. Aku tidak ingin ada yang menganggu waktu kita berduaan nanti,” jelas Jaehyun sambil menggoda Taeyong dengan mengedipkan satu matanya.
Oke, Jaehyun sedikit cheesy dan terlihat menggelikan sekarang. Tapi tetap saja Taeyong selalu dibuat tersipu mendengar ucapan Jaehyun.
Hanya berduaan dengannya, katanya.
Taeyong tau jika Jaehyun tidak memiliki maksud tersembunyi atas perkataannya. Namun bagi Taeyong, itu cukup membuatnya merinding. Mereka adalah sepasang mate, namun hingga saat ini mereka berdua belum melakukan ritual mating.
Jaehyun memang berkata bahwa ia belum ingin melakukan mating dengan Taeyong untuk saat ini. Namun tetap saja, Taeyong juga ingin disentuh dan menyentuh Jaehyun. Uhhhh.. sebentar lagi masa heatnya akan tiba dan Taeyong tidak yakin apakah suplement yang biasa ia konsumsi sanggup menahan gejolak heat serta feromonnya.
Satu-satunya yang bisa meredakan heatnya tentu saja dengan cara bercinta dengan sang mate. Namun cara itu tentu saja beresiko menyebabkan kehamilan pada dirinya. Taeyong yakin mereka berdua sama-sama belum siap.
▪️▪️
Perjalanan yang memakan waktu hampir satu jam lebih itu terbayarkan dengan pemandangan alam serta udara sejuk yang menyapa panca inderanya.
Taeyong sama sekali tidak tidur sepanjang perjalanan, alasannya ia ingin mengingat jalanan yang mereka lalui untuk jaga-jaga bila ia tidak menemukan Jaehyun di mansionnya一barang kali saja pria tampan itu pergi kemari bukan?
Dalam bayangan Taeyong, tempat yang dimaksud Jaehyun hanya hutan kecil seperti dibelakang mall dulu, tapi ternyata ia salah!
Bahkan indera penciuman Taeyong dapat mencium bau air tawar didekat sini. “Ada danaunya ya??” tebaknya dengan antusias.
Mereka turun dari dalam mobil, didepan mereka terpampang sebuah rumah yang biasa orang sebut cabin wood yang berukuran lumayan besar dan bagus.
Taeyong menatap rumah kayu itu dengan pandangan berbinar. Selama ini dirinya hanya melihat bentukan rumah seperti ini didalam tv atau film saja.
Jaehyun berjalan memutar kebelakang mobil, membuka bagasi untuk mengeluarkan seluruh barang bawaan yang telah ia persiapkan dari mansion.
“Jae, kapan kau mempersiapkan ini semua??” Taeyong kaget melihat bawaan Jaehyun..
“Sejak tadi pagi. Sudah yuk, kita masuk ke dalam.” Jaehyun berjalan lebih dulu didepan Taeyong sambil menenteng satu koper berukuran sedang dan satu kresek penuh isi. Lalu Taeyong mengekor dibelakang Jaehyun.
Pintu rumah tersebut dibuka dengan mudahnya membuat dahi Taeyong mengernyit bingung. ‘Kok tidak dikunci? Apa ada yang mengurus rumahnya?’ pikirnya sendiri.
“Masuk, sayang. Jangan malah bengong disitu,” kekeh Jaehyun memanggil Taeyong yang malah termenung diambang pintu. Lamunan Taeyong buyar mendengar panggilan Jaehyun. Lalu ia berlari kecil menyusul Jaehyun masuk kedalam. Begitu kedua matanya melihat ke dalam rumah tersebut, mata Doenya langsung membulat sempurna.
“Bagusnya!!” serunya takjub. Ia menatap sekelilingnya dengan mulut menganga lebar.
Jaehyun terkekeh geli melihat reaksi terkejut kekasih imutnya itu, Taeyong terlihat seperti bocah berusia 5 tahunan saja.
“Kau bisa berkeliling dulu kalau kau mau,” suruh Jaehyun yang langsung diangguki oleh Taeyong.
Tanpa banyak bicara lagi, Taeyong segera berkeliling seorang diri melihat isi rumah kabin milik Jaehyun.
Sepeninggalan Taeyong, Jaehyun menyibukkan diri untuk mengambil barang-barang yang masih tertinggal dalam bagasi mobilnya.
Tin tinnnn
Jaehyun yang baru saja keluar disambut oleh suara klakson mobil Lucas, rupanya pemuda tinggi itu baru saja tiba.
“Hyung, mendadak sekali sih kesininya,” kata Lucas sembari keluar dari dalam mobil.
Jaehyun mengisyaratkan Lucas untuk mengikutinya menuju mobil miliknya. Lucas sih iya-iya saja, mana berani ia menolak perintah Ketuanya itu.
“Nih, bantu bawakan ke dalam ya.” Rupanya Jaehyun memberikan beberapa barang untuk Lucas bawa masuk kedalam.
“Hyung, bawa apa saja ini?” Lucas jadi penasaran pada barang bawaan Jaehyun.
“Kebanyakan sih bahan makanan, maunya sih mengadakan pesta barbeque kecil-kecilan di sini. Kau mau ikut tidak?” ajak Jaehyun yang langsung diangguki antusias oleh Lucas.
Kapan lagi hyungnya satu ini mengajaknya bersantai di hari kerja begini bukan?
“Ya sudah, setelah memasukkan semua ini, kau telusuri daerah sini ya. Kalau ada sesuatu segera beritahu aku,” perintah Jaehyun. Yang tidak melupakan tugas Lucas ada di sini.
“Baik, Boss!”
〰♣️〰
“Woahhh~ bagusnya! Ternyata dalamnya mewah juga! Tidak kelihatan sekali dari luar..” Taeyong terpukau begitu melihat isi kabin Jaehyun.
Ia sudah mengelilingi seisi rumah kabin tersebut. Dan mulutnya tidak berhenti mengagumi interior serta furniture dalam rumah kayu yang ternyata mewah juga. Ia pikir dalamnya biasa saja tak taunya mewah dan lebih luas dibanding kelihatannya.
Ini sama saja mewahnya seperti rumah elite di pusat kota, pikirnya.
“Kau suka, sayang?”
Taeyong terlonjak kaget ketika sebuah tangan memeluknya secara tiba-tiba dari arah belakangnya. Hampir saja Taeyong sikut orang jahil tersebut namun ia segera mengurungkan niatnya begitu wajah tampan Jaehyun muncul dipundak kanannya.
“Kau mengagetkanku, Jaehyunnie, ish!”
Jaehyun jadi gemas sendiri. “Hehe, habis kamu kelihatannya sibuk sendiri. Bagaimana? Kamu suka?”
Taeyong menganggukkan kepalanya penuh. “Aku suka di sini. Suasananya begitu menyatu dengan alam,” jawabnya dengan senyum yang begitu lebar.
Jaehyun tak bisa untuk tidak ikut tersenyum juga, lalu ia mencuri sebuah kecupan pada pipi kanan Taeyong sekilas. Kemudian tangannya menarik lembut tangan sang kekasih untuk masuk ke dalam salah satu kamar yang ada tak jauh dari tempat mereka berdiri.
Ceklek
“Ini kamar kita. Beristirahatlah kalau kau lelah.” Jaehyun berdiri diambang pintu kamar dengan tangan kiri memegang kenop pintu, mempersilahkan Taeyong masuk terlebih dahulu. Lalu si cantik itu masuk ke dalam kamar mereka.
Tidak banyak barang di dalam kamar itu, sebuah ranjang berukuran King size, sofa panjang, lemari berukuran sedang, hiasan-hiasan yang tak terlalu banyak, sebuah pintu yang ia yakini adalah kamar mandi serta balkon yang menghadap keluar halaman langsung.
Taeyong melangkahkan kaki rampingnya menuju ranjang, mendudukkan bokongnya secara perlahan diatas bed cover berbulu hitam, kemudian menatap keluar jendela balkon.
“Pemandangannya bagus sekali, Jaehyunnie,” kagumnya sekali lagi.
“Iya. Aku suka ke sini karena di sini aku bisa menenangkan pikiranku barang sejenak. Mandilah terlebih dulu, aku mau menata barang-barang kita dulu dibawah.”
Taeyong menganggukkan kepalanya mengiyakan sebelum Jaehyun meninggalkannya seorang diri di sana.
Ia merebahkan tubuh lelahnya diatas ranjang. Yang ia rasakan tentu saja kelembutan dan kehangatan dari bed cover milik Jaehyun. Disini tenang dan sunyi, bahkan telinganya dapat mendengar suara cicitan burung-burung di luar sana saling bersautan, benar-benar alami sekali.
.
.
Ditengah keheningan yang menderanya, Taeyong jadi teringat akan pernyataan Mingyu di mansion Kim tadi.
Ahh...seharusnya ia memberitahukan Jaehyun soal hal itu. Jaehyun berhak tau, ia tak mau Jaehyun mengetahuinya dari orang lain.
“Aku harus memberitahukan Jaehyun,” putusnya. “Ahhh...tapi badanku masih capek. Nanti malam saja tidak apa-apa kan?” monolognya pada dirinya sendiri.
Daripada pusing memikirkan masalahnya yang menurutnya sudah clear itu, Taeyong ingin tidur sejenak. Nanti malam rencananya ia ingin mengajak Jaehyun jalan-jalan mengelilingi sekitar kabin, sepertinya akan seru sekali. Ia sungguh tidak sabar.
.
.
Membiarkan Taeyong mengistirahatkan tubuhnya di kamar mereka, Jaehyun berdiri ditepi danau yang berada tak jauh dari rumah kabin dengan pandangan matanya menatap tajam dan dingin keseberang danau di depannya sana.
Kedua taringnya muncul seiring emosinya yang semakin meningkat, sedangkan mulutnya tak berhenti menggeram rendah.
“Grrrr...berani sekali makhluk rendahan seperti kalian menginjakkan kaki di wilayahku, akan kuhabisi kalian saat ini juga,” geram Jay yang sudah sangat kesal oleh karena kedatangan tamu tak diundang.
➖ T B C ➖