〰
Eitssss , jangan lupa , bintang kecilnya dulu ya ～(^з^)-☆
〰
|| My Mate ||
.
.
"Bagaimana keadaannya? Apa dia sudah benar-benar mati??"
"Hm....aku rasa akan sulit untuk mengembalikan 'roh'nya masuk kedalam tubuh itu lagi."
"Oh, ayolah! Bukankah dia sudah memintamu untuk mengurus semua persiapannya sebelum waktunya tiba?" Pria itu menatap tajam satu-satunya wanita lanjut usia yang ada di dalam rumah tua yang kini mereka kunjungi.
Wanita tua itupun mau tak mau menjelaskan kendala yang mereka hadapi, "Kau terlambat membawanya kemari anak muda. Sekarang 'roh'nya sudah berada lumayan jauh dari jangkauanku. Aku tidak yakin apakah bisa membawanya kembali atau tidak."
Pria yang jauh lebih muda itu berdecak kesal. "Lalu bagaimana hah?! Pokoknya aku tidak mau tau, bagaimanapun caranya , kau harus membawa 'roh'nya kembali kesini, jika perlu gunakan tubuh orang lain sebagai wadah baru. Bila tidak, keluargamu lah taruhannya, nenek tua!" bentak pria dengan emosi diubun-ubun.
"Kalian sudah berjanji untuk tidak menganggu keluargaku!!" protes wanita tua tersebut.
Pria itu justru menyeringai kejam, "Tidak, jika kau tidak bisa membangkitkan Tuan kami terlebih dulu, sialan! Kau pikir kami siapa? Jangan macam-macam dengan kami atau kau akan merasakan akibatnya!" Pria itu mencengkram erat tulang pipi wanita tersebut hingga membuatnya merintih kesakitan.
Wanita tua itu bukannya takut ia akan diapa-apakan oleh komplotan yang ada di rumahnya saat ini, melainkan takut keluarganya akan menjadi korban kekejaman mereka一bahkan bisa-bisa dibunuh tak bersisa oleh mereka.
“Akan kulakukan sebisaku. Aku sudah mengatakan kepada dia dan salah satu pengikutnya waktu itu, untuk segera membawa tubuhnya ke hadapanku secepat mungkin, bukan mengulur waktu hingga 3 hari lamanya. Jadi apapun hasilnya nanti, jangan berharap banyak.” Wanita tua itu segera bangkit berdiri. Mendekati seonggok jasad —atau bangkai— serigala yang terlihat mengenaskan.
“Lakukan apapun. Sekalipun itu membutuhkan nyawa seseorang sebagai gantinya, aku akan mencarinya.”
‘Oh tidak, seharusnya aku pergi sejauh mungkin dan bersembunyi waktu itu.’ Wanita tua itu menatap ngeri serigala yang sudah tak bernyawa diatas meja kayunya. ‘Siapapun yang sudah membunuhmu, aku yakin sekali bahwa dia bukanlah sembarang werewolf. Aku yakin werewolf ini kuat dan pintar, siapapun yang sudah mengalahkannya, jelas lebih hebat daripadanya,’ batinnya sambil bergedik ngeri.
♠️♠️
JH
Ty
Jae
Aku diajak utk berkumpul di kediaman
Mingyu lagi
Tak apa kan?
Read
Ty
Aku akan membawa Lucas
bersamaku
Boleh kan??
Read
JH
Jam brapa?
Ty
Setelah pulang kuliah
Aku akan berangkat dg Ten nti
Semuanya berkumpul, tak enak klo
aku tdk ikut sayang
Kata Ten supaya mereka tdk curiga
Read
Jaehyun memijit pelipisnya pelan. Tak rela rasanya membiarkan mate cantiknya itu berada di dekat Alpha lain一sekalipun mereka adalah teman Taeyong sendiri.
JH
Baiklah sayang
Hubungi sja aku klo sudah selesai
Aku akan menjemputmu
Ty
Apa tdk ketahuan nti Jae?
Read
JH
Biarkan
Aku tdk nyaman jika tdk menemuimu
langsg sayang
Taeyong mengulum senyumnya kedalam. Jaehyun tanpa sadar telah menunjukkan ke over protektif kepadanya, dan baginya itu menggemaskan. Ahh, Taeyong jadi ingin melihat raut wajah matenya saat ini.
Ty
Ok sayang
Terimakasih ❤️
Read
JH
Hm
❤️
“Bagaimana? Diijinkan?” Baritone berat Lucas mengalihkan perhatian Taeyong. Mereka berada di kelas terakhir, jadi kurang dari 10 menit lagi mereka bisa pulang.
“Iya. Tapi pulangnya dijemput sama Jaehyun,” jawab Taeyong senang. Ya siapa sih yang tidak senang kalau dijemput oleh kekasih sendiri?
“Ya bagus deh. Aku akan mengikuti mobil kalian dari belakang. Aku yakin Jaehyun hyung sebenarnya tidak tenang membiarkanmu ikut.” Lucas terkekeh geli membayangkan Ketuanya uring-uringan disebrang sana.
Drrtt drrtt
Ponsel Lucas bergetar. Buru-buru ia mengeluarkan ponsel dari dalam saku hoodienya.
Boss
Boss
Awasi Taeyong
Jgn biarkan si hitam itu
mendekati Taeyongku
Lucas melirik Taeyong yang sedang mendengarkan penjelasan dosen dengan serius.
Luke
Ok boss
Serahkan sj padaku!
Read
▪️▪️▪️
“Yeehheee~ Akhirnya kita bisa berkumpul beramai-ramai begini!” Jungwoo memekik senang begitu masuk kedalam mobilnya Ten.
Doyoung, Lisa dan Jungwoo memilih menumpang di mobil Ten saja daripada ikut mobilnya Mingyu; dengan alasan rindu Taeyong katanya. Sementara Lucas berangkat sendiri menggunakan mobilnya, berhubung parkirnya Lucas dibelakang gedung, jadi mereka harus menunggu Lucas memutar kedepan dulu.
Ten sih iya-iya saja. Selagi mereka bukan Dom, ia aman. Maksudnya一Jaehyun tak akan memarahinya karena membiarkan kesayangan boss besar itu berdekatan dengan Dom lainnya.
“Ayolah, kapan-kapan kita shopping dan jalan bersama! Masa kalian sibuk sendiri-sendiri terud sih?! Aku 'kan kangen!” Lisa menyerukan keinginan terpendamnya.
“Ya sudah, kapan-kapan saja asal jangan sekarang. Kami masih harus mengerjakan tugas kami.” Ten mengiyakan saja daripada Lisa tak berhenti merengek.
Tin!
Ten melihat mobil Lucas baru saja melintas, kini waktunya mereka berangkat beriring-iringan menuju kediaman Mingyu.
.
.
Sepanjang perjalanan menuju rumah Mingyu, para Omega saling bersendau gurau dan tak jarang juga menggosip. Entah tentang orang-orang di kampus atau di tempat lainnya. Taeyong sedari tadi tak berhenti tertawa mendengar perkataan Lisa dan pertanyaan polos nyerempet bodoh khas Jungwoo. Ia rindu suasana ramai seperti ini.
Dibelakang mobil mereka, ada Lucas tengah menyetir dengan damai dan tenang. Tangan kirinya sudah memegang sebungkus burger yang sempat ia beli di kantin kampus sebelumnya.
Ddrrrtt drtttt
Ponselnya bergetar lagi. Entah sudah keberapa kalinya ponselnya bergetar tanpa henti sebelum Lucas mengangkatnya. Masalahnya itu, ia tidak mau sampai ketinggalan dari mobil Ten didepannya.
Dengan susah payah, Lucas menyalakan mode loudspeaker saja sambungan mereka.
“Kenapa lama sekali sih angkatnya?!” sewot orang diseberang sana.
Kalau saja yang menghubunginya itu bukan Ketua atau pimpinannya sendiri, sudah Lucas maki sedari tadi karena sangat menganggu konsentrasinya. Sayangnya, mana berani ia melakukan hal itu kepada Jaehyun, bisa beneran dipenggal nanti kepalanya.
“Belum hyung, hng?─” ucapan Lucas terjeda sesaat begitu ia sadar mereka masuk ke kawasan yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Mobil yang mereka kendarai mulai keluar dari jalan raya lebar yang mengarah ke pusat kota lalu menuju sebuah jalan yang lebih kecil seperti jalanan perumahan.
“Ada apa?” tanya Jaehyun di sebrang sana.
“Hyung, hyung. Kami sepertinya tidak main ke rumahnya Mingyu yang berada ditengah kota seperti yang kau bilang itu. Kami sekarang menuju ke lokasi agak dipinggiran kota hyung. Disini melewati hutan kecil dulu.” Lucas mengawasi daerah di luar mobilnya itu.
“Sepertinya ini mansion utama milik keluarga Mingyu, hyung. Mirip seperti mansionmu hyung cuma lebih kecil,” sambung Lucas menjelas:kan.
Jaehyun disebrang sana semakin bergerak gelisah. “Share locationmu, Lucas. Aku akan menjemput Taeyong nanti.”
“Oke, hyung aku tutup dulu. Kami hampir sampai di depan pintu rumahnya.” Tanpa menunggu balasan dari Jaehyun, Lucas langsung mematikan sambungan mereka.
Didepannya, berdiri sebuah mansion khas bangunan Eropa yang lebih kecil dari mansion utama keluarga Jung yang sangat besar bak istana.
Setelah memarkirkan mobilnya disamping mobil Ten, Lucas segera turun dari mobilnya. Untung saja ia sudah memakai ramuan dari Jaehyun untuk mengelabuhi aromanya.
“Ayo, masuk!” Suara lembut dan menggemaskan dari Jungwoo menyapa pendengaran Lucas. Dilihatnya si cantik itu menarik tangan Taeyong dengan senyum merekah lebar dibibirnya.
Jujur saja, Lucas merasa aneh setiap berada di sekitar Jungwoo. Namun, ia berusaha menepis perasaan aneh itu. Toh sepertinya Jungwoo tidak merasakan hal yang sama dengannya, pria cantik itu terlihat biasa dan bahkan seolah tidak peduli akan keberadaannya disini.
Atau mungkin cuma akting?
Mereka memang tidak 一atau belum─ dekat. Mungkin karena itu juga ya yang membuat mereka berdua sangat canggung walau hanya untuk sekedar say hello saja.
Kedatangan mereka disambut oleh beberapa maid yang sudah berjaga didepan pintu depan untuk menyambut sang Tuan rumah.
“Kita ke ruang keluarga saja ya seperti biasa,” usul Mingyu yang hanya dibalas anggukan oleh yang lain.
Lucas sedari tadi sibuk mengamati seisi ruangan di dalam mansion itu. ‘Besar juga. Tapi masih kalah besar dan mewah dengan mansion Jung.’ Ya sekalian membandingkan mansion Kim dengan mansion Jung dipikirannya.
Sebenarnya Lucas merasa tak nyaman sekarang. Bagaimanapun juga ia sudah memasuki daerah teritorial Klan lain. Tapi berhubung ia menyamar dan di ajak oleh Taeyong, apa boleh buat bukan? Asal tidak ketahuan saja tidak masalah.
.
.
TBC